Kamis, 08 Desember 2022

MENJAGA KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP

Cara menjaga kelestarian lingkungan hidup dapat dilakukan dengan berbagai macam hal.

Kenapa kelestarian lingkungan alam harus dijaga? Karena, jika kelestarian lingkungan alam tercemar dan rusak, maka kelangsungan hidup manusia, hewan, dan tumbuhan juga terancam.

Makhluk hidup yang ada di Bumi ini tidak dapat bertahan hidup. Hal ini karena, pasokan kebutuhan makanan, air, dan udara yang disediakan alam sudah rusak, serta tidak dapat manfaatkan lagi. Sedangkan, usaha-usaha melestarikan lingkungan hidup ini adalah tanggung jawab semua. Apa saja yang bisa dilakukan agar kelestarian lingkungan alam

Tidak Membuang Sampah Sembarangan 

Cara yang pertama adalah dengan tidak membuang sampah sembarangan. Tentunya, tidak bisa membuang sampah ke perairan, seperti sungai, danau, waduk, atau laut.

Bahkan, juga sebaiknya tidak membakar sampah, karena dapat mencemari udara. Jadi, lebih baik sampah-sampah yang setiap harinya hasilkan, dipilah-pilah sesuai jenisnya. Lalu, salurkanlah ke tempat daur ulang terdekat di se r rumah.

Dengan cara ini, dapat mengurangi volume sampah yang dibuang ke tempat pembuangan sampah akhir dan mengurangi adanya pencemaran lingkungan akibat membuang sampah sembarangan. 

Melakukan Penghijauan 


Penghijauan adalah istilah untuk kegiatan penanaman hutan kembali karena pohon-pohonnya sudah ditebang. Jika tidak dihijaukan tanahnya pasti akan tandus, hingga akhirnya semakin sulit ditanami.

Pohon sangat penting bagi kehidupan manusia, dengan adanya pohon, mendapatkan sumber oksigen, makanan, dan mencegah bencana alam, seperti banjir, longsor, dan lain-lain. Penghijauan dalam arti luas adalah segala daya untuk memulihkan, memelihara dan meningkatkan kondisi lahan agar dapat berproduksi dan berfungsi secara optimal, baik sebagai pengatur tata air atau pelindung lingkungan. Peduli terhadap lingkungan berarti ikut melestarikan lingkungan hidup dengan sebaik-baiknya, bisa dengan memelihara, mengelolah, memulihkan serta menjaga lingkungan hidup.

Penghijauan banyak dilakukan pada masyarakat karena hal ini lah salah satu cara dapat melestarikan alam. Tanaman mempunyai banyak manfaat bagi manusia tidak hanya pada alam pada bintang pun merasaka manfaatnya.

Sebagai masyarakat yang baik harus dapat melestarikan lingkungan hidup agar tetap merasa nyaman. dapat melestarikannya dengan cara menanam pohon di lingkungan serumah dengan menanam pohon juga dapat merasakan manfaatnya.

Selain melakukan Penghijauan, juga bisa membuat terasering pada bukit yang digunakan sebagai lahan pertanian dan melakukan sistem tebang pilih, berikut penjelasannya. 

Melakukan Terasering 

Terasering atau sengkedan adalah kegiatan menata lahan yang ada di daerah bukit. Lahan ini ditata secara bertingkat seperti tangga. Dengan terasering, aliran air dapat ditahan dan dikurangi kecepatannya, sehingga penyerapan air tanah lebih besar.

Melakukan Sistem Tebang Pilih 

Sistem tebang pilih adalah sistem yang dilakukan untuk mengatur kesediaan pohon yang ada di hutan. Tidak boleh menggunduli hutan semuanya, agar tidak terjadi bencana alam, seperti banjir bandang, tanah longsor, dan kekeringan.

Biasanya, sistem ini dilakukan dengan memilih pohon-pohon yang sudah berusia tua saja yang boleh ditebang. Sedangkan, pohon yang masih muda tidak boleh ditebang dan perlu dibiarkan tumbuh terlebih dahulu.

Hemat Energi 

Hemat energi, berarti mengurangi penggunaan energi sehari-hari. Energi memang manusia butuhkan untuk beraktivitas. Tanpa adanya energi, manusia pasti kesulitan menjalani kegiatannya. Namun, penggunaan energi secara tepat dan seperlunya, dapat melestarikan lingkungan hidup

Seperti energi listrik yang masih menggunakan batubara, dengan menghematnya dapat mengurangi pembakaran batubara yang memicu polusi udara. Selain energi listrik yang harus dihemat, juga bisa menghemat energi air dan bahan bakar. 

Hemat Energi Penggunaan Air 

Air adalah kebutuhan manusia yang penting. Namun, ketersediaan air bersih semakin berkurang setiap tahunnya. Penyebabnya dari kegiatan manusia yang mencemari tanah dan udara. Untuk menghemat energi air, hal yang perlu lakukan adalah tidak membuang-buang air bersih, menggunakan air bersih seperlunya, dan memperbaiki pipa air yang bocor. 

Menggunakan Transportasi Publik 

Untuk berpindah tempat, manusia membutuhkan alat transportasi, baik motor, mobil, pesawat, dan lain-lain. Agar kualitas udara meningkat karena kendaraan bermotor menghasilkan karbon dioksida dan monoksida yang mencemari udara, serta mengakibatkan efek rumah kaca. Oleh karena itu, pilihlah transportasi publik, selain menghemat energi bahan bakar, transportasi publik juga lebih murah dan cepat. 

Mengurangi Penggunaan Kertas 

Kertas dibuat dari kayu pohon yang lunak. Oleh sebab itu, juga harus menghemat penggunaan kertas agar pohon yang ditebang tidak semakin banyak. Caranya menghemat kertas, dapat dilakukan dengan mendaur ulang sampah kertas, menggunakan kertas di kedua sisinya, membuat surat elektronik, dan lain-lain.

Minggu, 04 Desember 2022

PELESTARIAN HUTAN PINUS

Pinus merkusii dengan nama daerah tusam banyak dijumpai tumbuh di belahan bumi bagian selatan. Pohon bertajuk lebat, berbentuk kerucut mempunyai perakaran cukup dalam dan kuat. Walaupun jenis ini dapat tumbuh pada berbagai ketinggian tempat, bahkan mendekati 0 meter di atas permukaan air laut, dengan tempat tumbuh yang terbaik pada ketinggian tempat antara 400 – 1500 m dpl, pada tipe iklim A dan B menurut Schmidt – Ferguson, pada curah hujan sekurang-kurangnya 2000 mm/tahun tanpa dengan jumlah bulan kering 0 – 3 bulan.

Jenis ini dapat tumbuh pada berbagai tipe jenis tanah dengan lapisan tanah yang tebal/dalam, pH tanah asam dan mengendaki tekstur tanah ringan sampai sedang.

Manfaat jenis pohon ini cukup banyak. Kayunya dapat digunakan sebagai bahan bangunan ringan, peti, korek api, bahan baku kertas dan vinir/kayu lapis.

Pada umur 10 tahun, pohon sudah dapat disadap getahnya. Dari getah Pinus dapat dibuat gondorukem dan terpentin. Gondorukem digunakan dalam industri batik sedang terpentin digunakan sebagai pelarut minyak cat dan lak.


Kelebihan Hutan Pinus

Makhluk hidup di dunia ini sangatlah bergantung kepada hutan karena sangat banyak fungsi hutan bagi makhluk hidup itu sendiri. Beberapa fungsi hutan yang dapat di rasakan yakni sebagai paru paru dunia karena dapat menyerap gas karbondioksida yang berbahaya bagi manusia dan menghasilkan gas oksigen yang sangat di perlukan bagi manusia. Hutan juga dapat menjadi salah satu sumber ekonomi bagi manusia, sebab dengan hutan, dapat di hasilkan dari pohon-pohon yang dimiliki hutan tersebut.

Selain itu, hutan juga berfungsi sebagai habitat bagi flora dan fauna karena dengan adanya hutan flora dan fauna yang ada di dunia ini dapat hidup dan mengembangbiakkan habitat mereka. Hutan juga berfungsi ntuk mencegah terjadinya bencana-bencana yang dialami masyarakat saat ini. Seperti bencana  penyebab banjir dan tanah longsor yang mana hutan akan menyerap air-air yang melimpah, bencana longsor yang akan di alami oleh masyarakat yang bertimpat tinggal d tebing-tebing yang mana hutan akan menjaga keteraturan permukaan tanah pada bagian tebing tersebut.

Dengan itu, maka diperlukannya cara melestarikan hutan pinus tersebut. berikut beberapa cara melestarikan hutan pinus:

1. Melakukan reboisasi

Reboisasi adalah salah satu alternatif untuk melestarikan hutan. Reboisasi itu sendiri adalah menanam kembali hutan-hutan yang sudah rusak yang merupakan cara mencegah hutan gundul, yang di kira tidak layak lagi untuk di tempati dan digunakan oleh makhluk hidup, sehingga hutan akan tetap terjaga keberadaannya dan tetap bisa di gunakan oleh manusia dalam ruang publik kehidupan. Dengan adanya reboisasi tersebut, hutan akan semakin tetap hidup. Selain itu, dengan adnaya reboisasi, hutan akan kembali menghijau dan terus menghijau dan akan menjadi lestari dan bersih.

2. Menerapkan sistem tebang pilih

Seperti yang sudah di jelaskan, bahwasanya salah satu manfaat hutan bagi manusia adalah sumber ekonomi yakni dari pohon-pohon hutan tersebut. namun, meskipun begitu, banyak manusia yang sembarangan menebang demi faktor ekonomi mereka, sehingga tidak adanya sistem tebang pilih. Dengan adanya sistem tebang pilih ini, akan dapat mengurangi dampak penebangan hutan secara liar dan dalam jumlah besar-besaran. Selain itu system ini juga berguna untuk masyarakat agar tidak sembarang dalam melakukan penebangan hutan.

3. Menerapkan sistem tebang-tanam

Sistem ini sangatlah berguna bagi pelestarian hutan yang harus dijalankan. Sistem penebangan hutan yang kemudian diganti dengan menanam hutan yang telah ditebang agar hutan tetap terjaga keberadaannya. Seperti halnya sebuah tanggungjawab di mana setelah dilakukannya penebangan hutan, di tanamnya lagi pohon-pohon agar ada ganti dari proses penebangan tersebut. dengan menanam kembali pula atas apa yang sudah di tebang, maka hutan akan tidak menjadi gundul dan hutan akan tetap terjaga kelestariannya dan akan terhindar dari penyebab pemanasan global.

4. Melakukan penebangan secara konservatif

Melakukan Penebangan secara konservatif adalah penebangan dengan cara menebang pohon yang sudah tidak berproduktif lagi di hutan tersebut, sehingga tidak terjadinya kesalahan penebangan di mana ada pohon yang masih muda atau pohon yang masih bias berproduktif dan di gunakan di potong secara sembarangan yang dapat mengakibatkan kerugian bagi manusia itu sendiri. Menebang pohon yang suda tidak berproduktif lagi juga akan memberikan lahan untuk menanam kembali pohon-pohon dalam proses penghijauan serta dapat melestarikan hutan tersebut.

5. Memberikan sangsi bagi penebang yang melakukan penebangan sembarangan

Memberikan sanksi di sini dengan maksud agar penebang yang melakukan penebangan secara sembarangan jera terhadap apa yang sudah dilakukannya. Selain masyarakat yang harus menjaga kelestarian hutan, pemerintah juga harus ikut terlibat dalam pelestarian hutan. Pemerintah harus ikut turun tangan dalam pelestarian hutan. Sebaiknya, pemerintah juga memberikan sanksi yang berat bagi para pelakunya, yang bisa membuat mereka jera dan tidak melakukan kesalahan mereka lagi.

6. Tidak membuang sampah sembarangan di hutan

Contoh kecil dan nyata yang seringkali manusia lakukan adalah dengan tanpa atau dengan sengaja membuang sampah sembaranagn di hutan. Bahkan putung rokok pun di buang sembarangan. Hal ini sangat rawan sekali terjadinya bencana yang tidak dinginkan. Seperti kebakaran hutan yang seringkali di alami oleh negara Indonesia saat ini. Dengan adanya kebakaran hutan, akan sangat berdampak pada fungsi lingkungan hidup bagi manusia itu sendiri seperti halnya kabut asap yang dapat menggangu aktivitas sehari hari.

7. Melindungi dan menjaga habitat yang ada di hutan

Keberadaan mahkluk hidup di hutan sangatlah di pentingkan dan perlu juga untuk dilindungi. Hal ini di perlukan karena keberadaan mahluk hidup ini perlu di jaga agar tidak mengalami kepunahan yang di sebabkan kebakaran hutan maupun penebangan hutan secara sembarangan yang telah banyak di lakukan oleh manusia demi kepentingan pribadi mereka. Kepedulian harus di terapkan oleh manusia saat ini, karena sudah banyak flora dan dauna di dunia ini yang semakin punah dan terganggu lingkungan dan keberadaanya akibat dari ulah manusia sehingga kita haru memiliki cara melestarikan flora dan fauna.

8. Tidak mencoret-coret pohon yang ada di hutan

Banyak sekali para remaja atau dewasa yang jika ada suatu kunjungan atau mendatangi hutan-hutan yang ada di pegunungan banyak sekali hal hal yang sudah di lakukan. Seperti meninggalkan jejak mereka dengan cara mengukir suatu tulisan di batang pohon yang ada di hutan tersebut, atau mencoret-coretnya dengan sesuatu yang membuat kelestarian hutan menjadi berkurang. Hal ini sangat perlu untuk di cegah agar pohon-pohon tersebut menjadi terjaga dan bersih.

9. Mengurangi penggunaan kertas berlebih

Kertas yang dibuat di pabrik-pabirk sangat perlu di perhatikan dalam jumlah yang di perlukan dan tidak dihambur-hamburkan atau berlebih karena akan mempercepat proses terjadinya efek rumah kaca. Dengan menekan produksi penggunaan kertas yang berasal dari pepohonan hutan, hutan akan menjadi tetap terjaga kelestariaannya dan menekan pula proses penebangan hutan secara berlebih.

10. Mengidentifikasi dan mencegah terjadinya kebakaran hutan

Belakangan ini, negara Indonesia maupun negara tetangga lainnya sangat merasakan dampak dari terjadinya kebakaran hutan yang di alami oleh indonesia saat ini. Dampak tersebut yakni bencana kabut asap. Kabut asap yang terjadi di Indonesia saat ini terjadi karena adnya kebakaran hutan yang terjadi dimana-mana. Maka dari itu, pemerintah sangat perlu mengindentifikasi apa apa yang menyebabkan kebakakaran tersebut terjadi. Selain itu diperlukan juga untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan yang akan akan merambat dant erus merambat yang emgakibatkan kabut asap dan merugikan berbagai sektor dalam negara seperti sektor pendidikan dan sektor perekonomian negara.

Jumat, 25 November 2022

BUDIDAYA PINUS

Kayu Pinus


Pohon pinus merupakan salah satu jenis tanaman hutan yang menghasilkan kayu. Kayu yang dihasilkan oleh pohon pinus termasuk kategori kayu ringan-sedang dengan berat jenis sekitar 0,46 sampai 0,7. Skala kuat dan awet kayu pinus berada pada kelas kuat II hingga III dan kelas awet IV.

Kayu gubal pinus umumnya setebal 6 sampai 8 cm dengan warna putih atau kekuning-kuningan. Sedangkan kayu terasnya berwarna cokelat tua atau kemerah-merahan.

Tekstur kayu pinus cenderung bersifat daya kembang surut dan retak relatif sedang. Pengerjaan kayu pinus juga cukup mudah, namun sedikit sulit untuk digergaji karena mengandung getah.

Kayu pinus dapat diperoleh dari pohon yang telah berusia 15 tahun. Umumnya kayu ini dimanfaatkan untuk bahan baku furniture, meubel, perabot rumah tangg, kayu lapis, batang korek api, bahan mainan anak dan pemanfaatan lainnya.

Budidaya Pohon Pinus

Pinus merupakan pohon yang mempunyai kemampuan tumbuh dengan mudah. Budidaya bisa dilakukan melalui 2 metode, yaitu dari bibit pinus dan benihnya.

Berikut adalah cara penanaman pinus dengan menggunakan 2 metode tersebut, yaitu:

a. Menanam Bibit Pinus

  1. Memilih bibit yang tepat dari jenis pinus yang disesuaikan dengan iklim dan ketinggian tanam.
  2. Memilih tempat dan waktu yang tepat. Mempertimbangkan apakah bibit langsung ditanam pada tanah, atau menggunakan wadah. Perlu diingat, diawal pertumbuhan pinus membutuhkan naungan dan air yang cukup agar tetap terhidrasi dan tidak rusak akibat panas matahari.
  3. Lakukan penyiraman agar tanah disekitar tempat tumbuh lembab. Jangan memberikan air berlebihan, apabila akar pinus terendam maka pinus akan mati.
  4. Tanam pinus di sisi barat, di tempat yang jauh dari matahari, bersuhu dingin, terlindung, dan pada area yang luas.
  5. Perhatikan cuaca ketika melakukan penanaman, yaitu tidak ditanam pada kondisi berangin, kering, dengan suhu ≥ 30⁰ celcius. Namun juga tidak terlalu dingin, misalnya ketika terdapat kandungan es didalam tanah.
  6. Penanaman dilakukan dengan menggali lubang yang lebih besar dan dalam dari akar. Bagian dalam lubang harus diisi dengan tanah galian paling atas.
  7. Lepaskan polybag pada bibit pinus agar sistem akar pinus dapat tumbuh dengan baik dan tidak terhalang.

b. Menanam Benih Pinus

  1. Pilihlah biji pinus yang telah matang, ditandai benih berwarna coklat atau keunguan.
  2. Simpan benih selama 30-60 hari sebelum memindahkannya wadah tanam atau pot.
  3. Pindahkan bibit pinus yang sudah tumbuh ke area tanah luar dan lapang. Rata-rata membutuhkan waktu sekitar setahun atau lebih.
  4. Jika tidak ingin membeli benih, kita dapat mengumpulkan biji pinus yang berjatuhan dari pohon pinus dewasa atau memetiknya langsung dari ranting. Pilih biji pinus betina yang berukuran lebih besar karena mengandung benih pinus.
  5. Cara pengambilan benih pada biji dilakukan dengan cara meletakkan biji di tempat yang terpapar sinar matahari, agar biji menjadi kering dan terbuka sehingga benih dapat diambil.
  6. Benih yang diperoleh kemudian kemudian direndam air selama 24 hingga 48 jam. Air rendaman harus diganti setiap 12 jam sekali.
  7. Setelah 48 jam, biji yang tenggelam merupakan biji yang dapat digunakan sebagai benih.
  8. Simpan benih pada kain lembab dan cek secara berkala apakah tunas telah tumbuh.
  9. Letakkan benih yang bertunas pada pipa plastik khusus untuk menanam pinus, kemudian isi dengan campuran 80% kulit pohon pinus dan 20% gambut.

c. Pemeliharaan

Setelah melakukan penanaman, langkah selanjutnya adalah melakukan perawatan dan pemeliharaan. Pinus usia muda memerlukan perhatian dan perlindungan ekstra selama beberapa tahun pertama pertumbuhannya.

Setelah itu, pohon pinus dapat tumbuh secara mandiri. Perawatan yang dilakukan pada pinus muda, antara lain:

  1. Meletakkan mulsa (pasak kayu yang ditancapkan di sekitar bibit atau benih) yang melingkari tanah sekitar pinus agar terhindar dari rumput liar.
  2. Perhatikan kelembaban tanah tempat tumbuh pinus. Pemberian air hanya dilakukan jika tanah terlihat retak dan menandakan bahwa tanah mengering.
  3. Pemasangan pipa plastik atau pagar kawat di lahan tumbuh pinus terkadang diperlukan agar terhindar dari serangan hewan herbivora.
  4. Rajin memantau kondisi pohon pinus. Lakukan pemangkasan pada ranting yang bermasalah, seperti terkena penyakit jamur atau ranting mati.

Meski penanaman pohon pinus terbilang cukup mudah. Namun, sebaiknya menghindari pemberian pupuk. Sebab, pemberian pupuk dapat menyebabkan efek “terbakar” pada pinus.

Selain itu, serasah daun pinus yang kering dan batangnya yang mengandung getah memiliki sifat sangat mudah terbakar. Diperlukan kewaspadaan untuk mencegah dan mengendalikan jika tanaman pinus terbakar, yaitu:

  • Membuat jalur sekat bakar dan jalur hijau secara jelas dan tegas untuk menghambat rambatan api
  • Mempersiapkan satuan tugas pengendali kebakaran hutan serta kegiatan pencegahan berupa patroli rutin
  • Membangun jaringan komunikasi yang mencakup seluruh wilayah hutan pinus

Tindak cepat dan tepat untuk evakuasi dan pemadaman jika terjadi kebakaran

Rabu, 26 Oktober 2022

BUDIDAYA JAMUR KUPING

Cara Menanam dan Budidaya Jamur Kuping


Budidaya jamur kuping dapat dilakukan dengan pemilihan bibit yang berkualitas, persiapan media tanam, fermentasi, pembuatan baglog, sterilisasi, inokulasi/penanaman, dan inkubasi. 

Jamur kuping merupakan salah satu jenis jamur yang sudah biasa dikonsumsi oleh banyak masyarakat. Jamur jenis ini mampu dikembangbiakkan di berbagai cuaca maupun di berbagai musim. Tingkat kelembaban yang dibutuhkan untuk mengembangbiakkan jamur kuping berkisar antara 70-80%. Jamur kuping ini dapat dikembangbiakkan dengan mudah di sekitar rumah, sehingga sangat cocok untuk dijadikan sebagai bisnis skala rumah tangga. Jamur kuping memiliki beberapa jenis dan warna, antara lain:

  • Jamur kuping merah, atau kikurage, atau Auricularia yudae, atau Red jelly. Ciri-ciri jamur kuping merah ini memiliki tubuh jamur yang berwarna kemerahan dan berukuran lebih besar dibanding jamur kuping hitam.
  • Jamur kuping hitam, atau Arage kikurage, atau Auricularia polytricha, atau Black jelly. Jamur kuping hitam memiliki warna tubuh keunguan atau kehitaman yang berukuran 6-10 cm.
  • Jamur kuping agar, atau Siro kikurage, atau Tremella fuciformis, atau White jelly. Tubuh jamur agar ini berwarna putih, berukuran kecil dan tipis. 

Tahap-tahap Budidaya Jamur Kuping

Persiapan Bibit

Petani jamur kuping skala rumah tangga sebaiknya membeli bibit dari toko aneka macam bibit pertanian yang siap pakai. Hal ini dilakukan untuk memudahkan petani jamur kuping dalam mempersiapkan bibit, terlebih lagi jika anda adalah seorang petani jamur kuping pemula.

Tahap Budidaya dan Pemeliharaan

Persiapan media tanam

Media tanam dibuat menggunakan bahan-bahan berupa bekatul, serbuk gergaji kayu, kapur, dan air secukupnya. Cara membuat media tanam jamur kuping adalah dengan mencampurkan bahan-bahan tersebut hingga merata.

Fermentasi

Dalam hal ini, media tanam harus difermentasi sebelum digunakan. Fermentasi bertujuan agar memperoleh media tanam yang ideal untuk pertumbuhan jamur kuping. Cara memfermentasi media tanam jamur kuping adalah sebagai berikut:

  • Media yang telah dibuat sebelumnya didiamkan selama kurang lebih 4-5 hari.
  • Saat media didiamkan tersebut, suhu pada media akan meningkat menjadi 70°C.
  • Media juga harus dibolak-balik setiap dua hari sekali.
  • Media tanam yang telah siap untuk ditanami ditandai dengan berubahnya warna media tanam menjadi coklat tua atau hitam.

Pembuatan Baglog

  • Media tanam yang telah difermentasi dimasukkan ke dalam plastik tahan panas dengan kapasitas 1 kg, ukuran 30×20 cm, ketebalan 0,5 mm, dan tinggi 20 cm.
  • Media tanam tersebut dipadatkan menggunakan pengepres atau dipukul-pukul menggunakan botol. Pemadatan dilakukan hingga bagian bawah plastik menyerupai botol atau baglog.
  • Bentuk leher plastik dibuat mengerucut agar lebih mudah saat akan memasukkan ring (cincin).
  • Kemudian, mulut botol ditutup menggunakan kapas dan penutup baglog. Tujuan dilakukan penutupan mulut botol ini agar air tidak tidak merembes masuk ke dalam baglog saat proses sterilisasi.

Sterilisasi

Sterilisasi dilakukan untuk menetralkan mikroba-mikroba liar yang ikut tumbuh pada media tanam. Sterilisasi dilakukan dengan mengalirkan uap air menggunakan pipa ke dalam kubung. Pastikan kubung tertutup rapat saat melakukan sterilisasi agar tidak ada uap air yang bocor keluar. Sterilisasi dilakukan selama kurang lebih 7-8 jam. Kemudian, baglog yang telah disterilkan dipindah ke ruang inokulasi hingga suhu kembali normal. 

Inokulasi

Setelah suhu pada baglog kembali normal, hal itu berarti baglog telah siap untuk diinokulasikan atau ditanami bibit jamur kuping. Perlu diperhatikan bahwa kumbung yang digunakan untuk proses penanaman haruslah steril dan memiliki sirkulasi udara yang baik. Metode penanaman bibit dapat dilakukan sebagai berikut:

  • Bersihkan telapak tangan menggunakan alkohol 70%.
  • Panaskan stik besi atau kawat di atas pemanas api spiritus, kemudian dinginkan.
  • Semprot tutup botol baglog menggunakan alkohol 70% agar lebih steril.
  • Ambil kapas penutup botol baglog di atas pemanas api spiritus untuk meminimalisir terjadinya kontaminasi dengan zat-zat lain.
  • Masukkan stik besi atau kawat ke dalam botol baglog.
  • Lepas penutup baglog, dan masukkan bibit jamur kuping ke dalam mulut baglog.
  • Goyang-goyangkan cincin botol baglog agar bibit menyebar ke seluruh permukaan baglog. Kemudian, tutup kembali botol baglog dengan kapas. 

Inkubasi

Masa inkubasi baglog dilakukan pada suhu 280-350°C, kelambaban 80%, dan cahaya lampu TL 60 watt. Masa inkubasi dilakukan untuk membantu mempercepat pertumbuhan miselium jamur kuping. Umumnya, waktu yang diperlukan untuk inkubasi berkisar antara 5-8 minggu dengan ditandai pertumbuhan miselium berwarna putih memenuhi baglog. Jika baglog jamur kuping telah diinkubasi selama lebih dari lima minggu dan tidak terjadi pertumbuhan miselium, itu dapat diartikan bahwa proses inokulasi atau penanaman bibit gagal.

Masa Panen Jamur Kuping


Masa panen jamur kuping ditandai dengan munculnya permukaan bergelombang di bagian tepi jamur. Umumnya jamur kuping siap dipanen saat berusia 3-4 minggu setelah masa pembentukan calon tubuh jamur. Dalam satu periode penanaman jamur sekitar 5-6 bulan, jamur kuping dapat dipanen sebanyak 4-6 kali. Cara memanen jamur kuping dilakukan dengan mencabut tubuh jamur kuping beserta akarnya. Karena jika akar jamur kuping masih tertinggal pada media tanam, akan dapat mengganggu pertumbuhan jamur kuping berikutnya.

Jumat, 23 September 2022

PERAWATAN DAN PEMELIHARAAN TANAMAN PINUS

Penanaman Pohon Pinus


Lepaskan bibit dari kantong plastik persemaian, lalu letakkan pada lubang yang telah disiapkan. Pastikan posisi tanam tegak dan letakkan dengan perlahan agar akar tidak rusak. Tutup kembali lubang tanam dan padatkan media tanam disekitarnya. Kemudian lakukan penyiraman agar kelembaban tanah tetap terjaga.


Setelah melakukan penanaman, langkah selanjutnya adalah melakukan perawatan dan pemeliharaan. Pinus usia muda memerlukan perhatian dan perlindungan ekstra selama beberapa tahun pertama pertumbuhannya.

Perawatan Pohon Pinus

Penyulaman


Penyulaman dilakukan apabila terdapat kematian bibit setelah satu bulan setelah satu bulan selesai penanaman, segera dilakukan penyulaman. Penyulaman ini harus terus dilakukan sampai jumlah tanaman muda sesuai dengan kerapatan tegakan yang dipersyaratkan. Penyulaman ini sebaiknya dilaksanakan pada pertengahan musim penghujan.

Penyiangan

Penyiangan gulma dan tumbuhan lain yang mengganggu tanaman saat masih muda segera dilakukan, supaya bebas dari persaingan bertujuan mendapatkan cahaya dan unsur hara di dalam tanah.

Pendangiran


Pendangiran hanya dikerjakan saat kondisi tanah yang padat atau berdrainase jelek. Dengan catat mendangir di sekitar piringan dengan berjari-jari 0,5 meter. Dan dilaksanakan bersamaan waktunya dengan penyiangan.

Penjarangan

Untuk memberi ruang tumbuh yang lebih baik bagi tegakan selanjutnya, sehingga mutu tegakan dan volume tegakan menjadi meningkat. Pohon yang terserang hama dan penyakit, batang pokok dapat membengkok, bercabang, dibuang dalam penjarangan. Saat penjarangan tegakan pohon tergantung pada kerapatan, kesuburan tanah dan sifat pertumbuhan pohon. Tepatnya beberapa saat setelah tajuk saling bersinggungan.

Setelah itu, pohon pinus dapat tumbuh secara mandiri. Perawatan yang dilakukan pada pinus muda, antara lain:

  1. Meletakkan mulsa (pasak kayu yang ditancapkan di sekitar bibit atau benih) yang melingkari tanah sekitar pinus agar terhindar dari rumput liar.
  2. Perhatikan kelembaban tanah tempat tumbuh pinus. Pemberian air hanya dilakukan jika tanah terlihat retak dan menandakan bahwa tanah mengering.
  3. Pemasangan pipa plastik atau pagar kawat di lahan tumbuh pinus terkadang diperlukan agar terhindar dari serangan hewan herbivora.
  4. Rajin memantau kondisi pohon pinus. Lakukan pemangkasan pada ranting yang bermasalah, seperti terkena penyakit jamur atau ranting mati. 

Meski penanaman pohon pinus terbilang cukup mudah. Namun, sebaiknya menghindari pemberian pupuk. Sebab, pemberian pupuk dapat menyebabkan efek “terbakar” pada pinus.

Selain itu, serasah daun pinus yang kering dan batangnya yang mengandung getah memiliki sifat sangat mudah terbakar. Diperlukan kewaspadaan untuk mencegah dan mengendalikan jika tanaman pinus terbakar, yaitu:

  • Membuat jalur sekat bakar dan jalur hijau secara jelas dan tegas untuk menghambat rambatan api
  • Mempersiapkan satuan tugas pengendali kebakaran hutan serta kegiatan pencegahan berupa patroli rutin
  • Membangun jaringan komunikasi yang mencakup seluruh wilayah hutan pinus
  • Tindak cepat dan tepat untuk evakuasi dan pemadaman jika terjadi kebakaran


Senin, 22 Agustus 2022

PEMBIBITAN SENGON LAUT

Membuat Bibit

Bibit sengon dapat diperoleh dari biji (benih), stek batang, dan cangkok. Namun, secara umum, bibit sengon yang ditanam berasal dari bibit yang diperoleh dari biji (benih). Anda pun dapat membuat bibit dari biji (benih) sendiri dengan mengikuti beberapa kiat berikut ini.

1. Mengecambahkan Biji/Benih

Biji Sengon Media Persemaian

Biji sengon berkulit keras sehingga perlu dilakukan perlakuan pendahuluan sebelum dikecambahkan. Caranya dengan merendam benih (biji) menggunakan air panas dan dibiarkan hingga dingin selama 24 jam. Setelah itu, benih disebar pada bak kecambah atau bedeng semai berisi media campuran pasir tanah (1:1) yang sudah disterilisasi. Anda dapat mensterilkan media dengan cara disangrai atau dijemur hingga kering dan dicampur nematisida [bahan yang bersifat mematikan cacing pengganggu pertumbuhan bibit]. Media yang berisi benih disiram teratur agar media tidak sampai kering. Benih sengon umumnya mulai berkecambah sekitar 5–10 hari setelah penyemaian. Kecambah harus disapih setelah tumbuh minimal dua daun atau tinggi kecambah sekitar 5 cm atau berumur 1,5–2,5 bulan.

2. Menyapih Kecambah

Penyapihan dilakukan untuk memberi ruang tumbuh bibit hingga siap ditanam. Sebelum disapih, Anda harus menyiapkan bedeng penyapihan berukuran 5 m x 1 m dan polybag berukuran 10 cm x 20 cm yang telah diisi campuran tanah dan kompos/pupuk kandang (1:1) setinggi 2/3 bagian. Untuk menghindari penyakit lodoh (rebah semai), media yang Anda siapkan harus disterilkan terlebih dahulu dengan cara dijemur dan dicampur fungisida [bahan yang berefek membasmi cendawan atau fungi pengganggu]. Anda dapat memindahkan kecambah ke polybag berisi media dengan cara mencungkil bibit dengan tanah di bawahnya secara hati-hati agar akar tidak terputus dan rusak. Bibit yang sudah dicabut dimasukkan ke dalam kantong polybag dan disimpan dengan susunan berderet di dalam bedeng penyapihan. Selama masa penyapihan bibit, Anda harus melakukan hal-hal berikut:

  1. Penyiraman dengan air secara cukup agar tidak mengalami kekeringan.
  2. Penyiangan dengan mencabuti gulma yang tumbuh secara berkala. Bila perlu, pembersihan gulma dapat menggunakan pencungkil. Namun agar diingat, jangan sampai akar bibit terganggu!
  3. Pemupukan dengan pupuk daun atau pupuk anorganik.
  4. Pemeliharaan dari serangan hama, seperti semut, rayap, dan serangan penyakit yang disebabkan oleh cendawan.

Pengecambahan sengon: umur satu minggu setelah penyemaian Umur satu bulan setelah penyemaian dan siap disapih

Berapa lama waktu yang dibutuhkan bibit agar siap dipindahkan ke lapangan? Waktu penyapihan hingga bibit sengon siap dan kuat dipindahkan ke lapangan sekitar 3–5 bulan, yaitu setelah bibit mencapai ketinggian 25–30 cm. Saat itulah batang sudah berkayu dan akar sudah berkembang baik.

Proses penyapihan bibit sengon bibit sengon setelah disapih
bibit sengon dalam pemeliharaan di persemaian bibit sengon siap tanam

Pengadaan bibit ini sebaiknya disesuaikan dengan luas lahan yang akan ditanam. Oleh sebab itu, pertanyaannya adalah seberapa luaskah lahan yang Anda siapkan untuk usaha sengon ini? Apabila lahan yang akan ditanami tidak terlalu luas, bibit sebaiknya diperoleh dengan cara membeli.

Bibit biasanya dapat dibeli dari penjual yang dengan mudah banyak ditemukan di lapangan. Anda tidak perlu khawatir, penjual biasanya sudah hafal mana yang sengon biasa dan mana yang sengon buto. Sengon buto daunnya lebih besar dibandingkan dengan sengon biasa. Ketika membeli bibit sengon, beberapa hal yang perlu Anda perhatikan, antara lain:

  1. Ukuran daun; apabila ukuran daun agak besar, jenis tersebut dimungkinkan sebagai sengon buto.
  2. Viabilitas bibit, harus mulus, sehat, dan segar.
  3. Apabila belum segera ditanam, bibit disimpan di tempat yang teduh dan disiram dengan air (menggunakan embrat yang terjunan airnya ringan).

Selasa, 07 Juni 2022

SYARAT TEMPAT MEMBUAT PEMBIBITAN

 

Tempat persemaian merupakan suatu tempat yang digunakan untuk melakukan penyemaian benih/kecambah dan menyapih bibit yang bersifat sementara sampai menjadi bibit siap tanam di lahan. Selama di pesemaian bibit tanaman sangat rentan terhadap kekeringan. Sumber air untuk pesemaian harus tersedia, sumber air bisa berupa sungai, kolam, sumur atau saluran irigasi. Sumber air yang dekat dan selalu tersedia bisa mensuplai air secara terus-menerus dengan biaya yang lebih sedikit. Letak sumber air yang sedikit lebih tinggi dari lokasi pesemaian akan lebih baik karena biaya dan tenaga yang dikeluarkan akan lebih hemat.

Arah bedengan pesemaian membentang dari utara ke selatan sehingga sinar matahari pagi dari timur bisa terserap optimal oleh bibit tanaman. Letak lokasi pesemaian sebaiknya berada sedikit lebih tinggi dari tanah sekitarnya hal ini untuk menghindari lokasi pesemaian dari genangan air bila curah hujan cukup tinggi. Lokasi pesemaian yang lebih rendah dapat dipilih asal disertai dengan sistem drainase yang baik agar kelebihan air baik dari penyiraman atau dari air hujan dapat terbuang dengan cepat.

Persyaratan tempat persemaian/pembibitan:

1) Lahan bersih dari gulma, sisa tanaman sekelilingnya dan kotoran

2) Suhu, kelembaban dan intensitas cahaya dapat diatur sesuai dengan kebutuhan

3) Sirkulasi udara lancar

4) Terlindung dari angin kencang, sengatan matahari dan hujan

5) Media tumbuh harus gembur dan subur

6) Tidak tergenang air

7) Dekat sumber air dan airnya tersedia sepanjang tahun, terutama untuk menghadapi musim kemarau.

8) Dekat jalan yang dapat dilewati kendaraan roda empat, untuk memudahkan kegiatan pengangkutan keluar dan masuk kebun.

9) Terpusat sehingga memudahkan dalam perawatan dan pengawasan.

10) Luasnya disesuaikan dengan kebutuhan produksi bibit.

11) Lahan datar dan drainase baik.

12) Teduh dan terlindung dari ternak.

Lahan sebagai tempat kegiatan dari pembibitan tanaman harus benar-benar bersih dari sampah dan tanaman pengganggu. Oleh karena itu pembersihan lahan sangatlah penting agar lahan tersebut terbebas dari sisa-sisa tanaman sebelumnya atau rerumputan semak-semak yang tumbuh, batu-batuan maupun sisa-sisa perakaran dari tanaman sebelumnya yang dapat mengganggu pertumbuhan akar bibit nantinya.

Selama ini banyak cara dalam melakukan pembersihan lahan seperti pembabatan, penggunaan pestisida dan pembakaran. Pembersihan lahan yang terbaik adalah dengan membabat sisa-sisa tanaman atau rerumputan, lalu mengumpulkannya pada tempat tertentu untuk selanjutnya dijadikan pupuk kompos.

Pembersihan lahan dengan cara pembabatan dapat dilakukan dengan memperhatikan beberapa hal sebagai berikut:

1) Apabila yang ditanam sebelumnya merupakan jenis tanaman yang saat penanaman meninggalkan bagian tanaman yang masih utuh dan sulit membusuk misal cabe, jagung dan lain-lain, maka cara membersihkannya adalah mencabut sisa-sia tanaman tersebut dengan tangan.

2) Apabila yang ditanam sebelumnya merupakan tanaman yang meninggalkan bonggol, maka cara membersihkannya adalah dengan membongkar bonggol tersebut.

3) Selain jenis tanaman diatas, apabila jenis tanaman yang saat dipanen meninggalkan bagian-bagian tanaman yang mudah mengering dan membusuk misal; padi, kacang hijau dan lain-lain, cara membersihkannya adalah dengan mencabut menggunakan sabit.

Sisa-sisa tanaman dari pembersihan lahan tersebut dikumpulan jadi satu, untuk digunakan sebagai bahan pembuat kompos. Sedangkan untuk batu-batuan atau kerikil perlu disingkirkan ke tempat yang agak jauh dari tempat pembibitan.

Pembersihan lahan dengan membabat sisa-sisa tanaman atau rerumputan yang tumbuh lalu dikumpulkan pada tempat tertentu kemudian dibakar, akan berakibat turunnya kualitas tanah pada tanah bekas pembakaran dengan menurunkan kandungan bahan organik tanah yang merupakan sumber unsur hara bagi tanaman dan mikro organisme. Selain itu asap yang ditimbulkan oleh pembakaran akan berakibat buruk pada lingkungan.

Pembersihan lahan dengan menggunakan herbisida yang disemprotkan pada lahan dengan konsentrasi sesuai anjuran, sebaiknya dipakai sebagai alternatif terakhir dan dilakukan apabila terpaksa. Penggunaan pestisida ini dapat berpengaruh pada pencemaran terhadap lingkungan, baik pada tanah maupun air yang disebabkan oleh terbawanya aliran permukaan akibat air hujan.

Sabtu, 28 Mei 2022

PENANAMAN ALPUKAT

Untuk tujuan mendapatkan produksi buah dalam jumlah yang banyak, melakukan budidaya alpukat di pekarangan atau kebun merupakan suatu tindakan yang tepat. Dengan cara ini tujuan penanaman alpukat dapat dikomersialkan. Dalam skala usaha yang besar ini, segala sesuatu yang menyangkut teknik budidaya harus dilakukan secara benar dan cermat, sejak pemilihan bibit dan pengolahan lahan tanam hingga perawatan tanaman.

Persiapan lahan dan pembuatan lubang tanam 

  1. Tanah yang akan digali untuk lubang tanam harus dibersihkan terlebih dahulu dari rumput, batu-batuan dan sampah yang tidak perlu. 
  2. Setelah dibersihkan, dikumpulkan, dikeringkan lalu dibakar. 
  3. Lahan yang akan dipersiapkan tentu sangat tergantung dari tujuan, model dan skala usaha yang dikehendaki (skala menengah atau skala perkebunan). 
  4. Dalam mempersiapkan lahan, perlu diperhatikan kemudahan pengairan dan draenase dari sumber air yang tersedia dan disesuaikan dengan luas dan kondisi lahan yang digunakan. 
  5. Pola penanaman alpukat sebaiknya dilakukan secara kombinasi antar varietas, karena kebanyakan varietas tanaman alpukat tidak dapat melakukan penyerbukan sendiri.
  6. Pada lahan yang telah dipersiapkan, dibuat lubang tanam dengan ukuran 75x75x75 cm tergantung dari tujuan penanaman, kondisi tanah, dan varietas yang akan ditanam. 
  7. Untuk tanah yang keras dan kurang subur, ukuran lubang tanam dapat diperbesar lagi. Jarak tanam alpukat yang dianjurkan adalah 9 x12 m. 
  8. Lubang tanam untuk alpukat sebaiknya dipersiapkan 1-2 bulan sebelum tanam.

Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam pembuatan lubang tanam adalah : 

  1. Gali tanah, tanah bagian atas dipisahkan dari tanah bagian bawah. Tanah bagian atas dicampur dengan pupuk kandang yang ”matang” atau kompos sebanyak 20 kg per lubang.
  2. Lubang tanam dibiarkan terbuka selama 14 hari sehingga tanah dan lubang galian terkena panas matahari. Jika memungkinkan sebaiknya lubang tanam disemprot dengan fungisida untuk menghindari adanya mikroba (terutama jamur Phytophthora) yang menyerang perakaran.
  3. Untuk mengatasi kendala tanah asam, maka pada tanah galian dicampur dengan dolomit atau kapur pertanian sebanyak 0,5-1 kg per lubang tanam.
  4. Kira-kira 1 minggu sebelum tanam, tanah galian dimasukkan ke lubang tanam. Caranya masukkan terlebih dahulu tanah galian bagian bawah, selanjutnya tanah galian bagian atas. Untuk menandai lubang tanam, maka pada masing-masing gundukan diberi ajir.
  5. Satu minggu sebelum tanam, setiap lubang tanam ditambahkan pupuk NPK (15-15-15) sebanyak 100 g.  Untuk mencegah gangguan nematoda, dapat pula ditambahkan pestisida seperti Curater dan Furadan dengan dosis anjuran yang tertera pada label kemasannya.

Pelaksanaan Penanaman

Penanaman sebaiknya dilakukan pada pagi atau sore hari pada saat sinar matahari tidak terik. Dengan demikian, kesegaran bibit dapat lebih terjaga. Penanaman yang dilakukan pada saat sinar matahari sangat panas mengakibatkan bibit layu, bahkan bisa mengakibatkan kematian. Waktu tanam yang paling tepat adalah pada awal musim hujan agar bibit cukup mendapatkan air untuk pertumbuhannya.

Langkah-langkah yang harus dilakukan dalam penanaman alpukat adalah :
  1. Ajir dicabut , buat ubang tanam dengan ukuran sedikit lebih besar dibandingkan dengan ukuran polibag bibit alpukat.
  2. Bibit dikeluarkan dari polibag dengan cara dirobek dengan pisau. Pekerjaan ini harus dilakukan dengan hati-hati agar akar tidak rusak.
  3. Bibit ditanam sebatas pangkal batang/leher batang. Usahakan perakaran bibit tidak menggerombol pada satu sisi, diatur agar akar dapat menyebar ke semua arah. Posisi bibit diarahkan tegak lurus agar tanaman dapat tumbuh dengan baik.
  4. Tanah galian dimasukkan ke dalam lubang tanam dan tanah disekitarnya dipadatkan sehingga bibit berdiri kokoh. Selanjutnya bibit disiram agar bibit segera tumbuh. Setiap bibit yang sudah ditanam sebaiknya diberi ajir dan naungan untuk menghindari sinar matahari secara langsung, terpaan angin, maupun siraman air hujan.

Pada tahun pertama tanaman alpukat perlu diberikan perlindungan khusus terhadap terpaan angin atau panas matahari. Pemberian mulsa (misalnya jerami padi) setebal 10 cm di sekeliling tanaman muda dapat menekan pertumbuhan gulma, mempertahankan kelembaban tanah dan melindungi serta mendorong perkembangan sistem perakaran.

Pada jarak tanam yang lebar, sebelum tanaman alpukat berumur 5-8 tahun pertama, lahan kosong di antara tanaman alpukat muda dapat ditanami dengan tanaman penutup tanah, tanaman sayuran atau tanaman berumur pendek lainnya. Di beberapa negara penghasil alpukat, tanaman pisang dan nenas biasa digunakan sebagai tanaman sela.







Rabu, 06 April 2022

KONERVASI SUMBER DAYA AIR

Konservasi sumber daya air adalah upaya memelihara keberadaan serta keberlanjutan keadaan, sifat, dan fungsi sumber daya air agar senantiasa tersedia dalam kuantitas dan kualitas yang memadai untuk kebutuhan makhluk hidup, baik pada waktu sekarang maupun yang akan datang.

Konservasi sumber daya air ini tidak hanya sebatas air yang ada di permukaan tanah saja, tetapi juga yang ada di bawah permukaan tanah. Pengelolaan sumber daya air yang pemanfaatannya dilakukan secara bijak perlu dilakukan untuk menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas keanekaragaman dan nilainya.

Perlindungan dan pelestarian sumber air ditujukan untuk melindungi dan melestarikan sumber air beserta lingkungan keberadaannya terhadap kerusakan atau gangguan yang disebabkan oleh alam, termasuk kekeringan dan yang disebabkan oleh tindakan manusia.

Metode pelestarian sumber daya air yang dapat dilakukan melalui pendekatan sosial, ekonomi, dan budaya, adalah sebagai berikut:

a) Cara Vegetatif

Pelestarian sumberdaya air secara vegetative ini menggunakan tanaman, tumbuhan atau sisa tanaman sedemikian rupa sehingga dapat mengurangi laju erosi, dengan cara mengurangi daya rusak butiran air hujan yang jatuh dan daya rusa kaliran permukaan.

Pelestarian sumber daya air dengan cara ini menjalankan fungsinya melalui :

1) Pengurangan daya rusak butiran air hujan yang jatuh, karena proses intersepsi butiran air hujan oleh daun atau tajuk tanaman

2) Pengurangan volume air permukaan, karena meningkatnya kapasitas infiltrasi oleh perakaran tanaman

3) Memperlambat aliran air permukaan, karena meningkatnya panjang lintasan aliran permukaan oleh keberadaan tanaman

4) Pengurangan daya rusak aliran air permukaan, karena pengurangan kecepatan dan volume aliran air permukaan karena meningkatnya panjang lintasan dan kekasaran permukaan.

b) Cara Mekanis

Pelestarian sumberdaya air dengan cara ini pada prinsipnya adalah mengurangi banyaknya butiran tanah yang hilang karena erosi, serta memanfaatkan air hujan yang jatuh seefisien mungkin, mengendalikan kelebihan air di musim hujan,dan menyediakan air yang cukup di musim kemarau.

Pelestarian sumberdaya air secara mekanis mempunyai fungsi :

1) Memperlambat aliran air permukaan

2) Menampung dan mengalirkan aliran air permukaan, sehingga tidak merusak

3) Memperbesar kapasitas infiltrasi air ke dalam tanah

4) Menyediakan air bagitanaman.

Adapun usaha pelestarian sumber daya air secara mekanis, antara lain meliputi pengolahan tanah menurut garis kontour, pembuatan terasering, pembuatan saluran air, pembuatan sumur resapan, dan pembuatan dam pengendali sedimen.

c) Cara Kimiawi

Pelestarian sumber daya air dengan cara ini pada prinsipnya adalah memperkuat struktur permukaan tanah dengan mencampur bahan kimiawi atau pemantap tanah, sehingga tidak mudah tererosi oleh butiran atau aliran air hujan.

Bahan pemantap tanah yang dapat dipakai untuk pelestarian sumberdaya air harus mempunyai sifat-sifat sebagai berikut :

1) Mempunyai sifat yang adhesif, serta dapat bercampur dengan tanah secara merata

2) Dapat merubah sifat hidropobik tanah, sehingga dapat merubah kurva penahanan air tanah

3) Dapat meningkatkan kapasitas tukar kation tanah, sehingga dapat mempengaruhi kemampuan tanah dalam menahan air

4) Daya tahan sebagai pemantap tanah cukup memadai

5) Tidak bersifat racun

Berbagai jenis bahan pemantap tanah yang sering dipakai antara lain polylinyl acetate, polyvinyl pyrrolidone, aspalt, latex, dan sebagainya.

MANFAAT TANAMAN TREMBESI

 

Postingan Populer