Tampilkan postingan dengan label Maret 2023. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Maret 2023. Tampilkan semua postingan

Selasa, 18 April 2023

PENGOLAHAN LIMBAH PENGGERGAJIAN KAYU

Proses Dasar Pengolahan Kayu

  1. Penggergajian

Tentu kayu yang masih dalam bentuk gelonggongan maka harus dipotong – potong lebih dahulu sesuai dengan bentuk dan ukuran yang diinginkan mengikuti desain barang yang akan dibuat menggunakan kayu. Proses awal ini merupakan proses yang dapat dikatakan masih kasar dan membutuhkan penyempurnaan pada proses berikutnya.

  1. Pengeringan (Kiln Dry)


Setelah dipotong maka kayu selanjutnya akan dikeringkan terlebih dahulu untuk menurunkan kadar air yang terkandungnya. Proses pengeringan kayu ini dilakukan menggunakan mesin dan ruangan khusus atau dapat juga dilakukan dengan cara alami yaitu dijemur. Proses ini dilakukan hingga kayu mencapai kadar air 8 – 12%, ini merupakan proses penting dalam pengolahan kayu.


Hal ini karena kadar air kayu akan sangat berpengaruh terhadap kekuatan kayu, daya tahannya terhadap pelapukan dan serangan jamur maupun bakteri. Oleh karena itu pengujian kadar air kayu menjadi hal yang harus dilakukan dalam proses pengolahan dasar kayu. Pengukuran kadar air kayu sendiri dapat Anda lakukan menggunakan alat ukur kadar air / moisture meter khusus untuk kayu. Dengan kadar air yang sesuai tentu kualitas kayu juga akan semakin baik.

  1. Pengerjaan Konstruksi

Proses ini mencakup proses pembentukan komponen, pengeboran untuk konstruksi penyambungan kayu baik menggunakan mesin maupun manual. Namun untuk mendapatkan hasil yang baik maka setidaknya kayu mendapat proses pengerjaan menggunakan mesin sebanyak 60%.

  1. Perakitan

Setelah kayu dibentuk lebih mendetail maka proses perakitan menjadi salah satu proses pentingnya, proses ini akan berpengaruh terhadap kualitas produk itu sendiri. Proses ini membutuhkan keahlian tersendiri karena bila proses perakitan gagal maka sambungan kayu tidak akan kuat dan mudah terlepas.

  1. Finishing

Bila kayu akan dibuat menjadi produk furniture maka proses finishing akan sangat berpengaruh terhadap estetikanya. Finishing akan memberikan tampilan yang baru dan lain dari pada tampilan serat maupun warna kayu yang sebenarnya dan proses ini merupakan proses yang paling sering diulang.

   

Dalam jumlah yang relatif besar, yaitu penggergajian, vinir/kayu lapis dan pulp/kertas menimbulkan masalah adalah limbah penggergajian yang kenyataannya di lapangan masih ada yang ditumpuk sebagian dibuang ke aliran sungai (pencemaran air), atau dibakar secara langsung (ikut menambah emisi karbon di atmosfer). 

Adanya limbah yang dimaksud menimbulkan masalah penanganannya yang selama ini dibiarkan membusuk, ditumpuk dan dibakar yang kesemuanya berdampak negatif terhadap lingkungan sehingga penanggulangannya perlu dipikirkan. Salah satu jalan yang dapat ditempuh adalah memanfaatkannya menjadi produk yang bernilai tambah dengan teknologi terapan dan kerakyatan sehingga hasilnya mudah disosialisasikan kepada masyarakat. Hasil evaluasi menunjukkan beberapa hal berpeluang positif sebagai contoh teknologi terapan dimaksud dapat diterapkan secara memuaskan dalam mengkonversi limbah industri pengolahan kayu menjadi arang serbuk, briket arang, arang aktif, arang kompos dan soil conditioning

Penerapan teknologi aplikatif atau terapan dan kerakyatan ini dapat dikembangkan menjadi skala besar (pilot dan komersial) baik secara teknis maupun ekonomis. Keberhasilan pemanfaatan limbah dapat memberi manfaat antara lain dari segi kehutanan dan industri kayu dapat mengurangi ketergantungan terhadap bahan baku konvensional (kayu) sehingga mengurangi laju penebangan/kerusakan hutan dan mengoptimalkan pemakaian kayu serta menghemat pengeluaran bulanan keluarga dan meningkatkan kesuburan tanah.

Namun demikian mengubah pola kebiasaan masyarakat tidak mudah, diperlukan proses yang panjang. Untuk industri besar dan terpadu, limbah serbuk kayu gergajian sudah dimanfaatkan menjadi bentuk briket arang dan arang aktif yang dijual secara komersial. Namun untuk industri penggergajian kayu skala industri kecil yang ada di pedesaan, limbah ini belum dimanfaatkan secara optimal

Jenis-Jenis Limbah Kayu

yang dimaksud dengan limbah adalah : sisa suatu usaha/atau kegiatan. Sementara pengertian limbah kayu adalah : kayu sisa potongan dalam berbagai bentuk dan ukuran yang terpaksa harus dikorbankan dalam proses produksinya karena tidak dapat menghasilkan produk (output) yang bernilai tinggi dari segi ekonomi dengan tingkat teknologi pengolahan tertentu yang digunakan.

Berdasarkan asalnya limbah kayu dapat digolongkan sebagai berikut:

  1. Limbah kayu yang yang berasal dari daerah pembukaan lahan untuk pertanian dan perkebunan antara lain berupa kayu yang tidak terbakar, akar, tunggak, dahan dan ranting.
  2. Limbah kayu yang berasal dari daerah penebangan pada areal HPH dan IPK antara lain potongan kayu dengan berbagai bentuk dan ukuran, tunggak, kulit, ranting pohon yang berdiameter kecil dan tajuk dari pohon yang sudah di tebang.
  3. Limbah hasil proses industri kayu lapis dan penggergajian berupa serbuk kayu, potongan pinggir, serbuk pengamplasan, log ind (hati kayu) dan veneer (lembaran triplek).

Limbah kayu adalah sisa-sisa kayu atau bagian kayu yang dianggap tidak bernilai ekonomi lagi dalam proses tertentu, pada waktu tertentu dan tempat tertentu yang mungkin masih dimanfaatkan pada proses dan waktu yang berbeda.

Pemanfaatan Serbuk Gergaji Kayu

Serbuk gergaji atau serbuk kayu merupakan limbah industri penggergajian kayu. Selama ini limbah serbuk kayu banyak menimbulkan masalah dalam penanganannya yang selama ini dibiarkan membusuk, ditumpuk dan dibakar yang kesemuanya berdampak negatif terhadap lingkungan sehingga penanggulangannya perlu dipikirkan.

Salah satu jalan yang dapat ditempuh adalah memanfaatkannya menjadi produk yang bernilai tambah dengan teknologi aplikatif dan kerakyatan sehingga hasilnya mudah disosialisasikan kepada masyarakat

Pemanfaatan utama dari serbuk gergaji adalah sebagai bahan camputan pembuatan papan partikel di mana serbuk gergaji disatukan dengan lem membentuk papan. Serbuk gergaji juga bisa diolah menjadi pulp yang lalu diolah kertas. Dalam pertanian, serbuk gergaji dapat menjadi mulsa. Serbuk gergaji juga bisa menjadi penyerap cairan sehingga cairan yang tumpah dapat lebih mudah dibersihkan. Serbuk gergaji dapat diolah dengan dibentuk menjadi bahan bakar briket yang kemudian diarangkan.

Dalam Industri Makanan

Selulosa dapat diekstrak dari serbuk gergaji. Dalam industri makanan, selulosa merupakan bahan pengisi pada berbagai jenis makanan sehingga volume makanan terlihat lebih besar. Makanan yang diisi selulosa dari serbuk gergaji diantaranya adalah sosis dan roti. Selulosa dari serbuk gergaji juga telah dimanfaatkan untuk menjadi casing sosis. 

Pertanian

Pemanfaatan limbah Serbuk kayu dalam Dalam pertanian yakni; sebagai mulsa, pembudidayaan berbagai macam komoditas jamur untuk konsumsi memanfaatkan serbuk kayu sebagai media tanam utama yang mana lebih cepat didapat daripada kayu lapuk, serbuk kayu merupakan salah satu media tanam dalam budidaya tanaman dengan teknik bertani hidroponik. Limbah industri kayu seperti serbuk gergaji dan kepingan kayu juga dapat diolah menjadi pupuk organik

Hewan

Serbuk kayu sebagai alas pada kandang hamster (ataupun hewan pengerat lainnya seperti marmot) bermanfaat sebagai sarang dan media mengerat, namun tidak semua serbuk kayu aman dan cocok untuk alas hamster ataupun hewan pengerat lainnya, Mengerat dan memakan serbuk kayu yang terbuat dari pohon cedar, pinus, ataupun yang lain yang dimungkinkan mengandung fenol yang bisa merusak sistem respirasi, hati dan kulit hamster.

Daya serap serbuk kayu yang baik ini juga bermanfaat menyerap air seni agar meminimalisir bau pada kandang hamster dan menjaga kandang tetap kering. Sebaiknya serbuk kayu diganti berkala. Meskipun demikian, kayu dari tumbuhan runjung ataupun bekas tripleks dan papan partikel dianggap berbahaya untuk hewan-hewan tertentu, seperti hamster. Hal ini disebabkan karena hamster yang mengerat bekas papan mengandung lem maupun resin akan meracuni mereka.

Bricket Kayu

Salah satu cara yang ekonomis dan produktif adalah membuat bricket kayu yang nantinya akan bisa digunakan sebagai bahan bakar. Serbuk dan tatal diberi tekanan tinggi di dalam satu bejana tertutup hingga padat. hasil tekanan padat tersebut kemudian dijadikan sebagai bahan bakar yang mirip bricket batubara. Saya pernah berkunjung ke sebuah pabrik yang mengolah limbah dengan cara seperti ini akan tetapi belum bisa memberikan penjelasan detail kepada anda tentang bagaimana dan peralatan seperti apa yang harus disiapkan.

Selasa, 28 Maret 2023

AYO MELESTARIKAN HUTAN

Dampak buruk dari kerusakan hutan akibat dari kurang mengertinya masyarakat dalam penanganan hutan salah satunya adalah adanya pembukaan areal untuk pertanian secara berlebihan, kerusakan lingkungan hanyalah akibat dan gejala saja, karena itu penanggulangannya lebih mendasar, dalam arti menanggulangi penyebab dan kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh tekanan penduduk terhadap sumber daya alam harus terlebih dahulu ditangani.

Sebagai usaha mendasar yang per­lu dilakukan adalah de­ngan menerapkan metode pelesta­rian hutan melalui upaya pencegahan perladangan ber­pin­dah (noma­den) yang tidak menggunakan kaidah peles­tarian hutan. Bisa juga dengan menerapkan sikap kewas­pa­daan dan sikap kehati-hatian terhadap api teruta­ma di mu­sim kemarau panjang, dan reboisasi atau penanaman kem­bali lahan yang gundul ser­ta tebang pilih tanam kem­bali. 

Berikut ini adalah upaya yang dapat kita atau pemerintah lakukan untuk melestarikan hutan..

  1. Melakukan Reboisasi - Reboisasi adalah salah satu alternatif untuk melestarikan hutan. Kita dapat menanam kembali hutan – hutan yang sudah rusak, sehingga hutan akan tetap terjaga keberadaannya.
  1. Menerapkan Sistem Tebang Pilih - Pemerintah harus menerapkan sistem tebang pilih dalam menebang pohon. Hal ini dapat mengurangi penebangan hutan secara liar dan dalam jumlah besar – besaran. Selain itu system ini juga berguna untuk masyarakat agar tidak sembarang dalam melakukan penebangan hutan.
  1. Menerapkan Sistem Tebang – Tanam - System ini sangat berguna bagi pelestarian hutan. Sistem penebangan hutan yang kemudian diganti dengan menanam hutan yang telah ditebang agar hutan tetap terjaga keberadaannya.
  1. Melakukan Penebangan secara Konservatif - Penebangan secara konservatif adalah penebangan dengan cara menebang pohon yang sudah tidak berproduktif lagi. Jangan sampai pohon yang masih muda dan produktif di tebang.
  1. Menerapkan Larangan Penebangan Hutan Secara Sewenang – wenang dan Memberikan Sanksi yang Berat Bagi Pelakunya - Selain masyarakat yang harus menjaga kelestarian hutan, pemerintah juga harus ikut terlibat dalam pelestarian hutan. Pemerintah harus ikut turun tangan dalam pelestarian hutan ini. Sebaiknya, pemerintah juga memberikan sanksi yang berat bagi para pelakunya, yang bisa membuat mereka jera dan tidak melakukan kesalahan mereka lagi

Hutan adalah masa depan anak cucu kita kelak. Kare­na­nya, adalah tugas generasi sekarang untuk selalu ber­usa­ha menjaga kelestariannya. Jika hutan kita lestari, maka keberlangsungan hidup masa depan akan terus terjaga.