Jumat, 25 November 2022

BUDIDAYA PINUS

Kayu Pinus


Pohon pinus merupakan salah satu jenis tanaman hutan yang menghasilkan kayu. Kayu yang dihasilkan oleh pohon pinus termasuk kategori kayu ringan-sedang dengan berat jenis sekitar 0,46 sampai 0,7. Skala kuat dan awet kayu pinus berada pada kelas kuat II hingga III dan kelas awet IV.

Kayu gubal pinus umumnya setebal 6 sampai 8 cm dengan warna putih atau kekuning-kuningan. Sedangkan kayu terasnya berwarna cokelat tua atau kemerah-merahan.

Tekstur kayu pinus cenderung bersifat daya kembang surut dan retak relatif sedang. Pengerjaan kayu pinus juga cukup mudah, namun sedikit sulit untuk digergaji karena mengandung getah.

Kayu pinus dapat diperoleh dari pohon yang telah berusia 15 tahun. Umumnya kayu ini dimanfaatkan untuk bahan baku furniture, meubel, perabot rumah tangg, kayu lapis, batang korek api, bahan mainan anak dan pemanfaatan lainnya.

Budidaya Pohon Pinus

Pinus merupakan pohon yang mempunyai kemampuan tumbuh dengan mudah. Budidaya bisa dilakukan melalui 2 metode, yaitu dari bibit pinus dan benihnya.

Berikut adalah cara penanaman pinus dengan menggunakan 2 metode tersebut, yaitu:

a. Menanam Bibit Pinus

  1. Memilih bibit yang tepat dari jenis pinus yang disesuaikan dengan iklim dan ketinggian tanam.
  2. Memilih tempat dan waktu yang tepat. Mempertimbangkan apakah bibit langsung ditanam pada tanah, atau menggunakan wadah. Perlu diingat, diawal pertumbuhan pinus membutuhkan naungan dan air yang cukup agar tetap terhidrasi dan tidak rusak akibat panas matahari.
  3. Lakukan penyiraman agar tanah disekitar tempat tumbuh lembab. Jangan memberikan air berlebihan, apabila akar pinus terendam maka pinus akan mati.
  4. Tanam pinus di sisi barat, di tempat yang jauh dari matahari, bersuhu dingin, terlindung, dan pada area yang luas.
  5. Perhatikan cuaca ketika melakukan penanaman, yaitu tidak ditanam pada kondisi berangin, kering, dengan suhu ≥ 30⁰ celcius. Namun juga tidak terlalu dingin, misalnya ketika terdapat kandungan es didalam tanah.
  6. Penanaman dilakukan dengan menggali lubang yang lebih besar dan dalam dari akar. Bagian dalam lubang harus diisi dengan tanah galian paling atas.
  7. Lepaskan polybag pada bibit pinus agar sistem akar pinus dapat tumbuh dengan baik dan tidak terhalang.

b. Menanam Benih Pinus

  1. Pilihlah biji pinus yang telah matang, ditandai benih berwarna coklat atau keunguan.
  2. Simpan benih selama 30-60 hari sebelum memindahkannya wadah tanam atau pot.
  3. Pindahkan bibit pinus yang sudah tumbuh ke area tanah luar dan lapang. Rata-rata membutuhkan waktu sekitar setahun atau lebih.
  4. Jika tidak ingin membeli benih, kita dapat mengumpulkan biji pinus yang berjatuhan dari pohon pinus dewasa atau memetiknya langsung dari ranting. Pilih biji pinus betina yang berukuran lebih besar karena mengandung benih pinus.
  5. Cara pengambilan benih pada biji dilakukan dengan cara meletakkan biji di tempat yang terpapar sinar matahari, agar biji menjadi kering dan terbuka sehingga benih dapat diambil.
  6. Benih yang diperoleh kemudian kemudian direndam air selama 24 hingga 48 jam. Air rendaman harus diganti setiap 12 jam sekali.
  7. Setelah 48 jam, biji yang tenggelam merupakan biji yang dapat digunakan sebagai benih.
  8. Simpan benih pada kain lembab dan cek secara berkala apakah tunas telah tumbuh.
  9. Letakkan benih yang bertunas pada pipa plastik khusus untuk menanam pinus, kemudian isi dengan campuran 80% kulit pohon pinus dan 20% gambut.

c. Pemeliharaan

Setelah melakukan penanaman, langkah selanjutnya adalah melakukan perawatan dan pemeliharaan. Pinus usia muda memerlukan perhatian dan perlindungan ekstra selama beberapa tahun pertama pertumbuhannya.

Setelah itu, pohon pinus dapat tumbuh secara mandiri. Perawatan yang dilakukan pada pinus muda, antara lain:

  1. Meletakkan mulsa (pasak kayu yang ditancapkan di sekitar bibit atau benih) yang melingkari tanah sekitar pinus agar terhindar dari rumput liar.
  2. Perhatikan kelembaban tanah tempat tumbuh pinus. Pemberian air hanya dilakukan jika tanah terlihat retak dan menandakan bahwa tanah mengering.
  3. Pemasangan pipa plastik atau pagar kawat di lahan tumbuh pinus terkadang diperlukan agar terhindar dari serangan hewan herbivora.
  4. Rajin memantau kondisi pohon pinus. Lakukan pemangkasan pada ranting yang bermasalah, seperti terkena penyakit jamur atau ranting mati.

Meski penanaman pohon pinus terbilang cukup mudah. Namun, sebaiknya menghindari pemberian pupuk. Sebab, pemberian pupuk dapat menyebabkan efek “terbakar” pada pinus.

Selain itu, serasah daun pinus yang kering dan batangnya yang mengandung getah memiliki sifat sangat mudah terbakar. Diperlukan kewaspadaan untuk mencegah dan mengendalikan jika tanaman pinus terbakar, yaitu:

  • Membuat jalur sekat bakar dan jalur hijau secara jelas dan tegas untuk menghambat rambatan api
  • Mempersiapkan satuan tugas pengendali kebakaran hutan serta kegiatan pencegahan berupa patroli rutin
  • Membangun jaringan komunikasi yang mencakup seluruh wilayah hutan pinus

Tindak cepat dan tepat untuk evakuasi dan pemadaman jika terjadi kebakaran

MANFAAT TANAMAN TREMBESI

 

Postingan Populer