Selasa, 25 Juli 2023

PERANAN HASIL HUTAN NON KAYU DALAM PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI

Hasil Hutan Non-Kayu (HHNK) adalah berbagai produk dan jasa yang dihasilkan oleh hutan selain dari kayu. Contohnya termasuk buah-buahan liar, tumbuhan obat, rotan, bambu, bahan kerajinan, pakan ternak, serta daya tarik ekowisata. HHNK memiliki nilai ekonomi dan sosial yang penting bagi masyarakat dan lingkungan. Buah-buahan liar dan tumbuhan obat menyediakan sumber pangan dan obat-obatan alami. Rotan dan bambu digunakan sebagai bahan bangunan dan kerajinan. HHNK juga mendukung pertanian dengan menyediakan pakan ternak dan berperan sebagai penyerbuk tanaman. Keberagaman HHNK juga mendukung ekowisata, meningkatkan pendapatan masyarakat dan konservasi keanekaragaman hayati dalam kehidupan sehari-hari.

Hasil hutan non-kayu (HHNK) memiliki manfaat yang penting bagi petani dan masyarakat di sekitar hutan. Beberapa manfaatnya antara lain:

    1. Pangan: Berbagai hasil hutan non-kayu seperti buah-buahan liar, umbi-umbian, dan sayuran hutan dapat menjadi sumber pangan alternatif yang bergizi bagi petani dan masyarakat di daerah sekitar hutan.

    2. Obat-obatan: Tanaman obat yang ada di hutan menyediakan sumber obat-obatan alami yang tradisional bagi petani dan masyarakat setempat.

    3. Bahan Bangunan: Bambu, rotan, dan kulit kayu merupakan contoh HHNK yang digunakan sebagai bahan bangunan dan kerajinan, membantu memenuhi kebutuhan masyarakat untuk membangun rumah dan peralatan sehari-hari.

    4. Bahan Kerajinan: Serat tumbuhan seperti pandan, rami, atau daun pisang digunakan dalam kerajinan tangan dan memberikan peluang bisnis bagi petani untuk meningkatkan pendapatan.

    5. Pakan Ternak: Beberapa HHNK, seperti hijauan pakan ternak, serangga, atau daun-daunan, dapat digunakan sebagai sumber pakan untuk hewan ternak, membantu meningkatkan produktivitas peternakan.

    6. Bahan Energi: Sebagian masyarakat di daerah pedesaan mengandalkan hasil hutan non-kayu, seperti kayu bakar dan arang, sebagai sumber bahan bakar untuk memasak dan memenuhi kebutuhan energi sehari-hari.

    7. Ekowisata: HHNK seperti flora dan fauna langka, burung-burung endemik, dan hewan liar dapat menjadi daya tarik ekowisata yang memberikan pendapatan tambahan bagi petani dan masyarakat sekitar.

    8. Penyerbukan Tanaman: Beberapa hasil hutan non-kayu seperti lebah dan serangga lainnya berperan sebagai penyerbuk alami tanaman, membantu meningkatkan produksi tanaman pertanian.

    9. Penyediaan Sumber Pendapatan: Penjualan hasil hutan non-kayu dapat memberikan sumber pendapatan tambahan bagi petani, meningkatkan kesejahteraan dan meningkatkan ekonomi lokal.

    10. Peningkatan Kualitas Hidup: Adanya HHNK dalam lingkungan yang sehat dapat meningkatkan kualitas hidup petani dan masyarakat, membantu menciptakan lingkungan yang berkelanjutan dan seimbang.

    Pemanfaatan dan pelestarian hasil hutan non-kayu secara berkelanjutan sangat penting untuk menjaga keberlanjutan ekosistem hutan dan memberikan manfaat jangka panjang bagi petani dan masyarakat setempat.

    Jumat, 23 Juni 2023

    PEMELIHARAAN TANAMAN ALPUKAT


    Ada beberapa tahapan yang harus dilakukan agar tanaman alpukat agar mampu tumbuh dengan subur dan cepat berbuah. Pertama dalam hal pemilihan bibit, sebaiknya dipilih dari hasil perbanyakan vegetatif melalui okulasi atau sambung pucuk. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan bibit yang memiliki sifat yang sama dengan induknya. Bibit dipilih dengan tampilan fisik yang sehat, tegak, segar, memiliki perakaran yang kuat dan tidak terserang hama dan penyakit.

    Tanaman alpukat untuk dapat tumbuh optimal memerlukan tanah gembur, tidak mudah tergenang air, sistem drainase/pembuangan air yang baik, subur dan banyak mengandung bahan organik.  Jenis tanah yang baik untuk pertumbuhan alpukat adalah jenis tanah lempung berpasir, lempung liat dan lempung endapan.

    Lahan untuk budi daya alpukat sebaiknya dibersihkan dari gulma, tanaman liar semak semak, dan bebatuan. Jarak tanam yang digunakan dalam budi daya alpukat adalah 6x6 m, dengan popolasi 278 bibit per Ha. Bisa juga ditanam dengan jarak tanam 7x7 m dengan populasi 204 bibit per Ha. Lubang tanam dibuat dengan kedalaman 70 cm dan lebar 70x70 cm. Lubang tersebut dibiarkan terbuka selama lebih kurang 2 minggu.

    Saat menggali, tanah bagian atas dan bawah dipisahkan. Tanah bagian atas dicampur dengan 25 kg pupuk kandang. Selanjutnya, lubang tanam ditutup kembali dengan posisi seperti semula. Lubang tanam yang sudah ditutup tanah diberi tanda berupa ajir agar posisi tanam tidak keliru. Pengolahan lahan sebaiknya dilakukan saat musim kemarau sehingga penanaman bibit alpukat dapat dilakukan pada awal musim hujan.

    Dalam pemeliharaan bibit alpukat, ada beberapa tahap yang perlu diperhatikan agar bibit alpukat mampu tumbuh dengan optimal. Beberapa tahapan yang harus dilakukan antara lain adalah penyiraman, pemupukan, penyiangan, pemangkasan, dan penggemburan.

    Bibit alpukat yang baru ditanam memerlukan banyak air, sehingga penyiraman perlu dilakukan setiap hari. Waktu yang tepat untuk menyiram adalah pagi/sore hari. Namun, saat musim penghujan penyiraman tidak perlu dilakukan lagi.

    Untuk pemupukan dilakukan secara teratur sebanyak 4 kali dalam setahun dengan jumlah pupuk yang diberikan bergantung pada umur tanaman. Pupuk yang biasa digunakan untuk pemupukan adalah pupuk urea, TSP, dan KCl. Pemupukan dilakukan dengan cara dimasukan ke dalam lubang yang dibuat melingkar di bawah tajuk tanaman dengan kedalaman sekitar 30 cm hingga 40 cm.

    Agar tanaman alpukat tumbuh dengan baik maka gulma-gulma di sekitaran tanaman harus disiangi secara rutin. Proses penyiangan dilakukan dengan cara mencabut gulma dan rumput liar yang tumbuh di sekitar bibit alpukat dengan menggunakan cangkul atau alat manual lainnya.

    Pemangkasan hanya dilakukan pada cabang-cabang yang tumbuh terlalu rapat atau ranting-ranting yang mati. Pemangkasan dilakukan secara hati-hati agar luka bekas pemangkasan terhindar dari infeksi penyakit dan luka bekas pemangkasan sebaiknya diberi penutup luka seperti parafin cair.

    Tanah di sekitar tanaman perlu digemburkan secara periodik. Proses pengemburan dapat menggunakan bantuan alat cangkul dan sejenisnya. Lakukan secara perlahan dan hati-hati agar tidak memutus akar tanaman alpukat. Setelah itu alpukat sudah mulai berbuah setelah berumur sekitar 10-15 tahun jika ditanam melalui biji, jika ditanam dengan sistem vegetatif biasanya akan mulai berbuah setelah berumur sekitar 5 hingga 8 tahun bergantung pada perawatan yang diberikan. Biasanya buah akan dapat dipanen setelah 6 hingga 7 bulan setelah bunga mekar.

    Rabu, 24 Mei 2023

    BUDIDAYA KACANG SACHA INCHI SISTEM AGROFORESTRY

     

    Hutan rakyat merupakan salah satu pengelolaan sumber daya alam yang berdasarkan inisiatif masyarakat, ditujukan untuk menghasilkan kayu dan non kayu secara ekonomis ditujukan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat untuk menuju kesejahteraanya.

    Lahan kering merupakan lahan yang cocok untuk berbudidaya kacang sancha inchi. Dapat tumbuh di dataran rendah  yang panas hingga dataran dengan ketinggian 1.700 dpl.

    Agroforestry adalah sisitim tanam yang melakukan penanaman tanaman kombinasi atau campuran dalam satu hamparan lahan. Kombinasi jenis tanamanya dapat berupa campuran tanaman kehutanan dan pertanian dengan tehnik tanam agroforestry , pemilik lahan dapat memaksimalkan manfaat ekonomi dan keanekaragaman hayati akan tetap didapatkan, praktek seperti ini masyarakat pedesaan biasa mengenal dengan istilah kebun campur sari.

    1. PEMILIHAN LAHAN

    Pilih lahan yang memiliki kualitas tanah yang baik, akses air yang cukup, dan intensitas cahaya matahari yang cukup. Hindari lahan yang memiliki kemiringan yang terlalu curam atau terdapat genangan air yang berlangsung lama.

    1. PEMILIHAN JENIS POHON

    Pilih jenis pohon yang sesuai dengan kondisi lahan dan dapat memberikan manfaat ganda dengan sacha inchi, seperti pohon yang memiliki nilai ekonomi tinggi, menghasilkan buah atau kayu, atau dapat memperbaiki kualitas tanah. Beberapa contoh jenis pohon yang dapat dipilih adalah jati, sengon, mahoni, dan pohon kopi.

    Dalam budidaya sacha inchi dalam sistem agroforestry, pemilihan jenis pohon yang tepat sebagai naungan sangat penting untuk keberhasilan produksi. Pohon yang digunakan sebagai naungan harus memiliki karakteristik yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan sacha inchi, seperti tidak menyerap terlalu banyak nutrisi dan cahaya matahari, memiliki akar dangkal, dan tidak menimbulkan persaingan yang berlebihan dengan sacha inchi.

    Beberapa jenis pohon yang sering digunakan sebagai naungan dalam budidaya sacha inchi dalam sistem agroforestry antara lain:

    1. Jenis pohon legum: seperti gamal, lamtoro, dan kaliandra. Pohon legum memiliki kemampuan untuk menambat nitrogen dari udara melalui bakteri yang hidup di akar mereka. Nutrisi nitrogen yang diperoleh dapat digunakan oleh tanaman kacang sacha inchi dan memberikan manfaat tambahan bagi tanah.
    2. Jenis pohon buah-buahan: seperti mangga, rambutan, dan durian. Pohon buah-buahan dapat memberikan naungan yang cukup dan juga memberikan manfaat ekonomi dengan hasil panen buah-buahan yang dapat dijual.
    3. Jenis pohon kayu keras: seperti jati, sengon laut, dan mahoni. Pohon kayu keras memiliki pertumbuhan yang lambat dan tidak menyerap terlalu banyak nutrisi, sehingga tidak bersaing dengan tanaman kacang sacha inchi.

    Pemilihan jenis pohon naungan juga harus mempertimbangkan iklim dan kondisi lingkungan setempat. Jika lingkungan memiliki curah hujan yang tinggi, maka pohon yang memiliki daun lebat dan tahan terhadap jamur dapat menjadi pilihan yang tepat untuk mencegah serangan jamur pada tanaman kacang sacha inchi.

    1. PEMILIHAN JENIS TANAMAN PENDAMPING

    Pilih tanaman pendamping yang dapat memberikan manfaat bagi sacha inchi, seperti tanaman yang dapat menutupi tanah, mencegah tumbuhnya gulma, atau menarik serangga pemabung untuk membantu penyerbukan kacang sacha inchi.

    Selain pemilihan jenis pohon sebagai naungan, pemilihan jenis tanaman pendamping juga sangat penting dalam budidaya kacang sacha inchi dalam sistem agroforestry. Tanaman pendamping dapat memberikan manfaat tambahan bagi kacang sacha inchi, seperti meningkatkan produktivitas, mengontrol hama dan penyakit, serta meningkatkan keanekaragaman hayati.

    Beberapa jenis tanaman pendamping yang cocok untuk budidaya kacang sacha inchi dalam sistem agroforestry antara lain:

    1. Tanaman sayuran: seperti cabai, terung, buncis, dan kacang panjang. Tanaman sayuran dapat menambah nilai ekonomi dan memberikan keuntungan jangka pendek bagi petani.
    2. Tanaman obat: seperti jahe, kunyit, dan temulawak. Tanaman obat dapat memberikan manfaat kesehatan dan memiliki nilai ekonomi yang tinggi.
    3. Tanaman penutup tanah: seperti kacang hijau, jagung, dan kacang tanah. Tanaman penutup tanah dapat membantu mengontrol erosi tanah dan meningkatkan kesuburan tanah.
    4. Tanaman peneduh: seperti pisang, kelapa, dan bambu. Tanaman peneduh dapat memberikan naungan yang cukup bagi kacang sacha inchi dan juga memberikan manfaat tambahan seperti hasil panen buah atau kayu.

    Pemilihan jenis tanaman pendamping juga harus mempertimbangkan kebutuhan nutrisi, air, dan cahaya matahari yang berbeda-beda dari setiap tanaman. Selain itu, perlu diperhatikan juga interaksi antara tanaman kacang sacha inchi dan tanaman pendamping untuk menghindari persaingan sumber daya yang berlebihan dan menciptakan hubungan simbiosis yang saling menguntungkan.

    1. PERSIAPAN BIBIT

    Bibit kacang sacha inchi dapat disiapkan dengan cara menanam biji di polybag atau di semai terlebih dahulu. Bijinya dapat dicampurkan dengan pupuk kandang atau kompos untuk meningkatkan pertumbuhan bibit.

    1. PENANAMAN BIBIT

    Lakukan penanaman bibit kacang sacha inchi pada saat cuaca cerah dan tidak terlalu panas. Lubangi tanah sesuai ukuran polybag atau lubang semai, kemudian letakkan bibit di dalamnya dan tutup kembali lubang dengan tanah. Atur jarak tanam sesuai kebutuhan tanaman, biasanya sekitar 3-4 meter antara tanaman kacang sacha inchi dan 4-5 meter antara tanaman kacang sacha inchi dengan pohon pendamping.Ada juga yang ditanamn disela sela tanaman kehutanan, sengon laut dengan di kasih penyangga tanaman.

    1. PEMUPUKAN

    Lakukan pemupukan secara teratur dengan pupuk organik seperti pupuk kandang atau kompos, serta pupuk NPK yang mengandung unsur nitrogen, fosfor, dan kalium. Lakukan pemupukan sekitar 2-3 kali dalam setahun.

    1. PENYIRAMAN

    Lakukan penyiraman secara teratur sesuai kebutuhan tanaman. Kacang Sacha inchi membutuhkan air yang cukup untuk tumbuh optimal, namun hindari penyiraman yang berlebihan yang dapat menyebabkan tanah tergenang.

    1. PEMANGKASAN

    Lakukan pemangkasan pada kacang sacha inchi untuk menjaga bentuk tanaman dan meningkatkan produksi buah. Pemangkasan dapat dilakukan setelah tanaman berumur sekitar 6-8 bulan.

    1. PEMANENAN

    Pemanenan buah kacang sacha inchi dilakukan pada saat buah sudah matang, yang biasanya terlihat dari perubahan warna kulit buah menjadi coklat kekuningan. Buah dapat dipetik secara manual atau dengan menggunakan alat petik buah. Setelah dipetik, buah dapat disimpan dalam tempat yang bersih dan kering untuk diolah lebih lanjut.

    Dengan melakukan budidaya sacha inchi dengan sistem agroforestri, diharapkan dapat meningkatkan kwalitas sumber daya alam terutama tanah dan air , jenis tanaman yang ditanamn dapat membantu dalam konservasi tanah dan air, menambah pendapatan petani dengan harapan hutan tetap terjaga dan lestari.

    Selasa, 18 April 2023

    PENGOLAHAN LIMBAH PENGGERGAJIAN KAYU

    Proses Dasar Pengolahan Kayu

    1. Penggergajian

    Tentu kayu yang masih dalam bentuk gelonggongan maka harus dipotong – potong lebih dahulu sesuai dengan bentuk dan ukuran yang diinginkan mengikuti desain barang yang akan dibuat menggunakan kayu. Proses awal ini merupakan proses yang dapat dikatakan masih kasar dan membutuhkan penyempurnaan pada proses berikutnya.

    1. Pengeringan (Kiln Dry)


    Setelah dipotong maka kayu selanjutnya akan dikeringkan terlebih dahulu untuk menurunkan kadar air yang terkandungnya. Proses pengeringan kayu ini dilakukan menggunakan mesin dan ruangan khusus atau dapat juga dilakukan dengan cara alami yaitu dijemur. Proses ini dilakukan hingga kayu mencapai kadar air 8 – 12%, ini merupakan proses penting dalam pengolahan kayu.


    Hal ini karena kadar air kayu akan sangat berpengaruh terhadap kekuatan kayu, daya tahannya terhadap pelapukan dan serangan jamur maupun bakteri. Oleh karena itu pengujian kadar air kayu menjadi hal yang harus dilakukan dalam proses pengolahan dasar kayu. Pengukuran kadar air kayu sendiri dapat Anda lakukan menggunakan alat ukur kadar air / moisture meter khusus untuk kayu. Dengan kadar air yang sesuai tentu kualitas kayu juga akan semakin baik.

    1. Pengerjaan Konstruksi

    Proses ini mencakup proses pembentukan komponen, pengeboran untuk konstruksi penyambungan kayu baik menggunakan mesin maupun manual. Namun untuk mendapatkan hasil yang baik maka setidaknya kayu mendapat proses pengerjaan menggunakan mesin sebanyak 60%.

    1. Perakitan

    Setelah kayu dibentuk lebih mendetail maka proses perakitan menjadi salah satu proses pentingnya, proses ini akan berpengaruh terhadap kualitas produk itu sendiri. Proses ini membutuhkan keahlian tersendiri karena bila proses perakitan gagal maka sambungan kayu tidak akan kuat dan mudah terlepas.

    1. Finishing

    Bila kayu akan dibuat menjadi produk furniture maka proses finishing akan sangat berpengaruh terhadap estetikanya. Finishing akan memberikan tampilan yang baru dan lain dari pada tampilan serat maupun warna kayu yang sebenarnya dan proses ini merupakan proses yang paling sering diulang.

       

    Dalam jumlah yang relatif besar, yaitu penggergajian, vinir/kayu lapis dan pulp/kertas menimbulkan masalah adalah limbah penggergajian yang kenyataannya di lapangan masih ada yang ditumpuk sebagian dibuang ke aliran sungai (pencemaran air), atau dibakar secara langsung (ikut menambah emisi karbon di atmosfer). 

    Adanya limbah yang dimaksud menimbulkan masalah penanganannya yang selama ini dibiarkan membusuk, ditumpuk dan dibakar yang kesemuanya berdampak negatif terhadap lingkungan sehingga penanggulangannya perlu dipikirkan. Salah satu jalan yang dapat ditempuh adalah memanfaatkannya menjadi produk yang bernilai tambah dengan teknologi terapan dan kerakyatan sehingga hasilnya mudah disosialisasikan kepada masyarakat. Hasil evaluasi menunjukkan beberapa hal berpeluang positif sebagai contoh teknologi terapan dimaksud dapat diterapkan secara memuaskan dalam mengkonversi limbah industri pengolahan kayu menjadi arang serbuk, briket arang, arang aktif, arang kompos dan soil conditioning

    Penerapan teknologi aplikatif atau terapan dan kerakyatan ini dapat dikembangkan menjadi skala besar (pilot dan komersial) baik secara teknis maupun ekonomis. Keberhasilan pemanfaatan limbah dapat memberi manfaat antara lain dari segi kehutanan dan industri kayu dapat mengurangi ketergantungan terhadap bahan baku konvensional (kayu) sehingga mengurangi laju penebangan/kerusakan hutan dan mengoptimalkan pemakaian kayu serta menghemat pengeluaran bulanan keluarga dan meningkatkan kesuburan tanah.

    Namun demikian mengubah pola kebiasaan masyarakat tidak mudah, diperlukan proses yang panjang. Untuk industri besar dan terpadu, limbah serbuk kayu gergajian sudah dimanfaatkan menjadi bentuk briket arang dan arang aktif yang dijual secara komersial. Namun untuk industri penggergajian kayu skala industri kecil yang ada di pedesaan, limbah ini belum dimanfaatkan secara optimal

    Jenis-Jenis Limbah Kayu

    yang dimaksud dengan limbah adalah : sisa suatu usaha/atau kegiatan. Sementara pengertian limbah kayu adalah : kayu sisa potongan dalam berbagai bentuk dan ukuran yang terpaksa harus dikorbankan dalam proses produksinya karena tidak dapat menghasilkan produk (output) yang bernilai tinggi dari segi ekonomi dengan tingkat teknologi pengolahan tertentu yang digunakan.

    Berdasarkan asalnya limbah kayu dapat digolongkan sebagai berikut:

    1. Limbah kayu yang yang berasal dari daerah pembukaan lahan untuk pertanian dan perkebunan antara lain berupa kayu yang tidak terbakar, akar, tunggak, dahan dan ranting.
    2. Limbah kayu yang berasal dari daerah penebangan pada areal HPH dan IPK antara lain potongan kayu dengan berbagai bentuk dan ukuran, tunggak, kulit, ranting pohon yang berdiameter kecil dan tajuk dari pohon yang sudah di tebang.
    3. Limbah hasil proses industri kayu lapis dan penggergajian berupa serbuk kayu, potongan pinggir, serbuk pengamplasan, log ind (hati kayu) dan veneer (lembaran triplek).

    Limbah kayu adalah sisa-sisa kayu atau bagian kayu yang dianggap tidak bernilai ekonomi lagi dalam proses tertentu, pada waktu tertentu dan tempat tertentu yang mungkin masih dimanfaatkan pada proses dan waktu yang berbeda.

    Pemanfaatan Serbuk Gergaji Kayu

    Serbuk gergaji atau serbuk kayu merupakan limbah industri penggergajian kayu. Selama ini limbah serbuk kayu banyak menimbulkan masalah dalam penanganannya yang selama ini dibiarkan membusuk, ditumpuk dan dibakar yang kesemuanya berdampak negatif terhadap lingkungan sehingga penanggulangannya perlu dipikirkan.

    Salah satu jalan yang dapat ditempuh adalah memanfaatkannya menjadi produk yang bernilai tambah dengan teknologi aplikatif dan kerakyatan sehingga hasilnya mudah disosialisasikan kepada masyarakat

    Pemanfaatan utama dari serbuk gergaji adalah sebagai bahan camputan pembuatan papan partikel di mana serbuk gergaji disatukan dengan lem membentuk papan. Serbuk gergaji juga bisa diolah menjadi pulp yang lalu diolah kertas. Dalam pertanian, serbuk gergaji dapat menjadi mulsa. Serbuk gergaji juga bisa menjadi penyerap cairan sehingga cairan yang tumpah dapat lebih mudah dibersihkan. Serbuk gergaji dapat diolah dengan dibentuk menjadi bahan bakar briket yang kemudian diarangkan.

    Dalam Industri Makanan

    Selulosa dapat diekstrak dari serbuk gergaji. Dalam industri makanan, selulosa merupakan bahan pengisi pada berbagai jenis makanan sehingga volume makanan terlihat lebih besar. Makanan yang diisi selulosa dari serbuk gergaji diantaranya adalah sosis dan roti. Selulosa dari serbuk gergaji juga telah dimanfaatkan untuk menjadi casing sosis. 

    Pertanian

    Pemanfaatan limbah Serbuk kayu dalam Dalam pertanian yakni; sebagai mulsa, pembudidayaan berbagai macam komoditas jamur untuk konsumsi memanfaatkan serbuk kayu sebagai media tanam utama yang mana lebih cepat didapat daripada kayu lapuk, serbuk kayu merupakan salah satu media tanam dalam budidaya tanaman dengan teknik bertani hidroponik. Limbah industri kayu seperti serbuk gergaji dan kepingan kayu juga dapat diolah menjadi pupuk organik

    Hewan

    Serbuk kayu sebagai alas pada kandang hamster (ataupun hewan pengerat lainnya seperti marmot) bermanfaat sebagai sarang dan media mengerat, namun tidak semua serbuk kayu aman dan cocok untuk alas hamster ataupun hewan pengerat lainnya, Mengerat dan memakan serbuk kayu yang terbuat dari pohon cedar, pinus, ataupun yang lain yang dimungkinkan mengandung fenol yang bisa merusak sistem respirasi, hati dan kulit hamster.

    Daya serap serbuk kayu yang baik ini juga bermanfaat menyerap air seni agar meminimalisir bau pada kandang hamster dan menjaga kandang tetap kering. Sebaiknya serbuk kayu diganti berkala. Meskipun demikian, kayu dari tumbuhan runjung ataupun bekas tripleks dan papan partikel dianggap berbahaya untuk hewan-hewan tertentu, seperti hamster. Hal ini disebabkan karena hamster yang mengerat bekas papan mengandung lem maupun resin akan meracuni mereka.

    Bricket Kayu

    Salah satu cara yang ekonomis dan produktif adalah membuat bricket kayu yang nantinya akan bisa digunakan sebagai bahan bakar. Serbuk dan tatal diberi tekanan tinggi di dalam satu bejana tertutup hingga padat. hasil tekanan padat tersebut kemudian dijadikan sebagai bahan bakar yang mirip bricket batubara. Saya pernah berkunjung ke sebuah pabrik yang mengolah limbah dengan cara seperti ini akan tetapi belum bisa memberikan penjelasan detail kepada anda tentang bagaimana dan peralatan seperti apa yang harus disiapkan.

    Selasa, 28 Maret 2023

    AYO MELESTARIKAN HUTAN

    Dampak buruk dari kerusakan hutan akibat dari kurang mengertinya masyarakat dalam penanganan hutan salah satunya adalah adanya pembukaan areal untuk pertanian secara berlebihan, kerusakan lingkungan hanyalah akibat dan gejala saja, karena itu penanggulangannya lebih mendasar, dalam arti menanggulangi penyebab dan kerusakan lingkungan yang diakibatkan oleh tekanan penduduk terhadap sumber daya alam harus terlebih dahulu ditangani.

    Sebagai usaha mendasar yang per­lu dilakukan adalah de­ngan menerapkan metode pelesta­rian hutan melalui upaya pencegahan perladangan ber­pin­dah (noma­den) yang tidak menggunakan kaidah peles­tarian hutan. Bisa juga dengan menerapkan sikap kewas­pa­daan dan sikap kehati-hatian terhadap api teruta­ma di mu­sim kemarau panjang, dan reboisasi atau penanaman kem­bali lahan yang gundul ser­ta tebang pilih tanam kem­bali. 

    Berikut ini adalah upaya yang dapat kita atau pemerintah lakukan untuk melestarikan hutan..

    1. Melakukan Reboisasi - Reboisasi adalah salah satu alternatif untuk melestarikan hutan. Kita dapat menanam kembali hutan – hutan yang sudah rusak, sehingga hutan akan tetap terjaga keberadaannya.
    1. Menerapkan Sistem Tebang Pilih - Pemerintah harus menerapkan sistem tebang pilih dalam menebang pohon. Hal ini dapat mengurangi penebangan hutan secara liar dan dalam jumlah besar – besaran. Selain itu system ini juga berguna untuk masyarakat agar tidak sembarang dalam melakukan penebangan hutan.
    1. Menerapkan Sistem Tebang – Tanam - System ini sangat berguna bagi pelestarian hutan. Sistem penebangan hutan yang kemudian diganti dengan menanam hutan yang telah ditebang agar hutan tetap terjaga keberadaannya.
    1. Melakukan Penebangan secara Konservatif - Penebangan secara konservatif adalah penebangan dengan cara menebang pohon yang sudah tidak berproduktif lagi. Jangan sampai pohon yang masih muda dan produktif di tebang.
    1. Menerapkan Larangan Penebangan Hutan Secara Sewenang – wenang dan Memberikan Sanksi yang Berat Bagi Pelakunya - Selain masyarakat yang harus menjaga kelestarian hutan, pemerintah juga harus ikut terlibat dalam pelestarian hutan. Pemerintah harus ikut turun tangan dalam pelestarian hutan ini. Sebaiknya, pemerintah juga memberikan sanksi yang berat bagi para pelakunya, yang bisa membuat mereka jera dan tidak melakukan kesalahan mereka lagi

    Hutan adalah masa depan anak cucu kita kelak. Kare­na­nya, adalah tugas generasi sekarang untuk selalu ber­usa­ha menjaga kelestariannya. Jika hutan kita lestari, maka keberlangsungan hidup masa depan akan terus terjaga.

    Kamis, 08 Desember 2022

    MENJAGA KELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP

    Cara menjaga kelestarian lingkungan hidup dapat dilakukan dengan berbagai macam hal.

    Kenapa kelestarian lingkungan alam harus dijaga? Karena, jika kelestarian lingkungan alam tercemar dan rusak, maka kelangsungan hidup manusia, hewan, dan tumbuhan juga terancam.

    Makhluk hidup yang ada di Bumi ini tidak dapat bertahan hidup. Hal ini karena, pasokan kebutuhan makanan, air, dan udara yang disediakan alam sudah rusak, serta tidak dapat manfaatkan lagi. Sedangkan, usaha-usaha melestarikan lingkungan hidup ini adalah tanggung jawab semua. Apa saja yang bisa dilakukan agar kelestarian lingkungan alam

    Tidak Membuang Sampah Sembarangan 

    Cara yang pertama adalah dengan tidak membuang sampah sembarangan. Tentunya, tidak bisa membuang sampah ke perairan, seperti sungai, danau, waduk, atau laut.

    Bahkan, juga sebaiknya tidak membakar sampah, karena dapat mencemari udara. Jadi, lebih baik sampah-sampah yang setiap harinya hasilkan, dipilah-pilah sesuai jenisnya. Lalu, salurkanlah ke tempat daur ulang terdekat di se r rumah.

    Dengan cara ini, dapat mengurangi volume sampah yang dibuang ke tempat pembuangan sampah akhir dan mengurangi adanya pencemaran lingkungan akibat membuang sampah sembarangan. 

    Melakukan Penghijauan 


    Penghijauan adalah istilah untuk kegiatan penanaman hutan kembali karena pohon-pohonnya sudah ditebang. Jika tidak dihijaukan tanahnya pasti akan tandus, hingga akhirnya semakin sulit ditanami.

    Pohon sangat penting bagi kehidupan manusia, dengan adanya pohon, mendapatkan sumber oksigen, makanan, dan mencegah bencana alam, seperti banjir, longsor, dan lain-lain. Penghijauan dalam arti luas adalah segala daya untuk memulihkan, memelihara dan meningkatkan kondisi lahan agar dapat berproduksi dan berfungsi secara optimal, baik sebagai pengatur tata air atau pelindung lingkungan. Peduli terhadap lingkungan berarti ikut melestarikan lingkungan hidup dengan sebaik-baiknya, bisa dengan memelihara, mengelolah, memulihkan serta menjaga lingkungan hidup.

    Penghijauan banyak dilakukan pada masyarakat karena hal ini lah salah satu cara dapat melestarikan alam. Tanaman mempunyai banyak manfaat bagi manusia tidak hanya pada alam pada bintang pun merasaka manfaatnya.

    Sebagai masyarakat yang baik harus dapat melestarikan lingkungan hidup agar tetap merasa nyaman. dapat melestarikannya dengan cara menanam pohon di lingkungan serumah dengan menanam pohon juga dapat merasakan manfaatnya.

    Selain melakukan Penghijauan, juga bisa membuat terasering pada bukit yang digunakan sebagai lahan pertanian dan melakukan sistem tebang pilih, berikut penjelasannya. 

    Melakukan Terasering 

    Terasering atau sengkedan adalah kegiatan menata lahan yang ada di daerah bukit. Lahan ini ditata secara bertingkat seperti tangga. Dengan terasering, aliran air dapat ditahan dan dikurangi kecepatannya, sehingga penyerapan air tanah lebih besar.

    Melakukan Sistem Tebang Pilih 

    Sistem tebang pilih adalah sistem yang dilakukan untuk mengatur kesediaan pohon yang ada di hutan. Tidak boleh menggunduli hutan semuanya, agar tidak terjadi bencana alam, seperti banjir bandang, tanah longsor, dan kekeringan.

    Biasanya, sistem ini dilakukan dengan memilih pohon-pohon yang sudah berusia tua saja yang boleh ditebang. Sedangkan, pohon yang masih muda tidak boleh ditebang dan perlu dibiarkan tumbuh terlebih dahulu.

    Hemat Energi 

    Hemat energi, berarti mengurangi penggunaan energi sehari-hari. Energi memang manusia butuhkan untuk beraktivitas. Tanpa adanya energi, manusia pasti kesulitan menjalani kegiatannya. Namun, penggunaan energi secara tepat dan seperlunya, dapat melestarikan lingkungan hidup

    Seperti energi listrik yang masih menggunakan batubara, dengan menghematnya dapat mengurangi pembakaran batubara yang memicu polusi udara. Selain energi listrik yang harus dihemat, juga bisa menghemat energi air dan bahan bakar. 

    Hemat Energi Penggunaan Air 

    Air adalah kebutuhan manusia yang penting. Namun, ketersediaan air bersih semakin berkurang setiap tahunnya. Penyebabnya dari kegiatan manusia yang mencemari tanah dan udara. Untuk menghemat energi air, hal yang perlu lakukan adalah tidak membuang-buang air bersih, menggunakan air bersih seperlunya, dan memperbaiki pipa air yang bocor. 

    Menggunakan Transportasi Publik 

    Untuk berpindah tempat, manusia membutuhkan alat transportasi, baik motor, mobil, pesawat, dan lain-lain. Agar kualitas udara meningkat karena kendaraan bermotor menghasilkan karbon dioksida dan monoksida yang mencemari udara, serta mengakibatkan efek rumah kaca. Oleh karena itu, pilihlah transportasi publik, selain menghemat energi bahan bakar, transportasi publik juga lebih murah dan cepat. 

    Mengurangi Penggunaan Kertas 

    Kertas dibuat dari kayu pohon yang lunak. Oleh sebab itu, juga harus menghemat penggunaan kertas agar pohon yang ditebang tidak semakin banyak. Caranya menghemat kertas, dapat dilakukan dengan mendaur ulang sampah kertas, menggunakan kertas di kedua sisinya, membuat surat elektronik, dan lain-lain.

    Minggu, 04 Desember 2022

    PELESTARIAN HUTAN PINUS

    Pinus merkusii dengan nama daerah tusam banyak dijumpai tumbuh di belahan bumi bagian selatan. Pohon bertajuk lebat, berbentuk kerucut mempunyai perakaran cukup dalam dan kuat. Walaupun jenis ini dapat tumbuh pada berbagai ketinggian tempat, bahkan mendekati 0 meter di atas permukaan air laut, dengan tempat tumbuh yang terbaik pada ketinggian tempat antara 400 – 1500 m dpl, pada tipe iklim A dan B menurut Schmidt – Ferguson, pada curah hujan sekurang-kurangnya 2000 mm/tahun tanpa dengan jumlah bulan kering 0 – 3 bulan.

    Jenis ini dapat tumbuh pada berbagai tipe jenis tanah dengan lapisan tanah yang tebal/dalam, pH tanah asam dan mengendaki tekstur tanah ringan sampai sedang.

    Manfaat jenis pohon ini cukup banyak. Kayunya dapat digunakan sebagai bahan bangunan ringan, peti, korek api, bahan baku kertas dan vinir/kayu lapis.

    Pada umur 10 tahun, pohon sudah dapat disadap getahnya. Dari getah Pinus dapat dibuat gondorukem dan terpentin. Gondorukem digunakan dalam industri batik sedang terpentin digunakan sebagai pelarut minyak cat dan lak.


    Kelebihan Hutan Pinus

    Makhluk hidup di dunia ini sangatlah bergantung kepada hutan karena sangat banyak fungsi hutan bagi makhluk hidup itu sendiri. Beberapa fungsi hutan yang dapat di rasakan yakni sebagai paru paru dunia karena dapat menyerap gas karbondioksida yang berbahaya bagi manusia dan menghasilkan gas oksigen yang sangat di perlukan bagi manusia. Hutan juga dapat menjadi salah satu sumber ekonomi bagi manusia, sebab dengan hutan, dapat di hasilkan dari pohon-pohon yang dimiliki hutan tersebut.

    Selain itu, hutan juga berfungsi sebagai habitat bagi flora dan fauna karena dengan adanya hutan flora dan fauna yang ada di dunia ini dapat hidup dan mengembangbiakkan habitat mereka. Hutan juga berfungsi ntuk mencegah terjadinya bencana-bencana yang dialami masyarakat saat ini. Seperti bencana  penyebab banjir dan tanah longsor yang mana hutan akan menyerap air-air yang melimpah, bencana longsor yang akan di alami oleh masyarakat yang bertimpat tinggal d tebing-tebing yang mana hutan akan menjaga keteraturan permukaan tanah pada bagian tebing tersebut.

    Dengan itu, maka diperlukannya cara melestarikan hutan pinus tersebut. berikut beberapa cara melestarikan hutan pinus:

    1. Melakukan reboisasi

    Reboisasi adalah salah satu alternatif untuk melestarikan hutan. Reboisasi itu sendiri adalah menanam kembali hutan-hutan yang sudah rusak yang merupakan cara mencegah hutan gundul, yang di kira tidak layak lagi untuk di tempati dan digunakan oleh makhluk hidup, sehingga hutan akan tetap terjaga keberadaannya dan tetap bisa di gunakan oleh manusia dalam ruang publik kehidupan. Dengan adanya reboisasi tersebut, hutan akan semakin tetap hidup. Selain itu, dengan adnaya reboisasi, hutan akan kembali menghijau dan terus menghijau dan akan menjadi lestari dan bersih.

    2. Menerapkan sistem tebang pilih

    Seperti yang sudah di jelaskan, bahwasanya salah satu manfaat hutan bagi manusia adalah sumber ekonomi yakni dari pohon-pohon hutan tersebut. namun, meskipun begitu, banyak manusia yang sembarangan menebang demi faktor ekonomi mereka, sehingga tidak adanya sistem tebang pilih. Dengan adanya sistem tebang pilih ini, akan dapat mengurangi dampak penebangan hutan secara liar dan dalam jumlah besar-besaran. Selain itu system ini juga berguna untuk masyarakat agar tidak sembarang dalam melakukan penebangan hutan.

    3. Menerapkan sistem tebang-tanam

    Sistem ini sangatlah berguna bagi pelestarian hutan yang harus dijalankan. Sistem penebangan hutan yang kemudian diganti dengan menanam hutan yang telah ditebang agar hutan tetap terjaga keberadaannya. Seperti halnya sebuah tanggungjawab di mana setelah dilakukannya penebangan hutan, di tanamnya lagi pohon-pohon agar ada ganti dari proses penebangan tersebut. dengan menanam kembali pula atas apa yang sudah di tebang, maka hutan akan tidak menjadi gundul dan hutan akan tetap terjaga kelestariannya dan akan terhindar dari penyebab pemanasan global.

    4. Melakukan penebangan secara konservatif

    Melakukan Penebangan secara konservatif adalah penebangan dengan cara menebang pohon yang sudah tidak berproduktif lagi di hutan tersebut, sehingga tidak terjadinya kesalahan penebangan di mana ada pohon yang masih muda atau pohon yang masih bias berproduktif dan di gunakan di potong secara sembarangan yang dapat mengakibatkan kerugian bagi manusia itu sendiri. Menebang pohon yang suda tidak berproduktif lagi juga akan memberikan lahan untuk menanam kembali pohon-pohon dalam proses penghijauan serta dapat melestarikan hutan tersebut.

    5. Memberikan sangsi bagi penebang yang melakukan penebangan sembarangan

    Memberikan sanksi di sini dengan maksud agar penebang yang melakukan penebangan secara sembarangan jera terhadap apa yang sudah dilakukannya. Selain masyarakat yang harus menjaga kelestarian hutan, pemerintah juga harus ikut terlibat dalam pelestarian hutan. Pemerintah harus ikut turun tangan dalam pelestarian hutan. Sebaiknya, pemerintah juga memberikan sanksi yang berat bagi para pelakunya, yang bisa membuat mereka jera dan tidak melakukan kesalahan mereka lagi.

    6. Tidak membuang sampah sembarangan di hutan

    Contoh kecil dan nyata yang seringkali manusia lakukan adalah dengan tanpa atau dengan sengaja membuang sampah sembaranagn di hutan. Bahkan putung rokok pun di buang sembarangan. Hal ini sangat rawan sekali terjadinya bencana yang tidak dinginkan. Seperti kebakaran hutan yang seringkali di alami oleh negara Indonesia saat ini. Dengan adanya kebakaran hutan, akan sangat berdampak pada fungsi lingkungan hidup bagi manusia itu sendiri seperti halnya kabut asap yang dapat menggangu aktivitas sehari hari.

    7. Melindungi dan menjaga habitat yang ada di hutan

    Keberadaan mahkluk hidup di hutan sangatlah di pentingkan dan perlu juga untuk dilindungi. Hal ini di perlukan karena keberadaan mahluk hidup ini perlu di jaga agar tidak mengalami kepunahan yang di sebabkan kebakaran hutan maupun penebangan hutan secara sembarangan yang telah banyak di lakukan oleh manusia demi kepentingan pribadi mereka. Kepedulian harus di terapkan oleh manusia saat ini, karena sudah banyak flora dan dauna di dunia ini yang semakin punah dan terganggu lingkungan dan keberadaanya akibat dari ulah manusia sehingga kita haru memiliki cara melestarikan flora dan fauna.

    8. Tidak mencoret-coret pohon yang ada di hutan

    Banyak sekali para remaja atau dewasa yang jika ada suatu kunjungan atau mendatangi hutan-hutan yang ada di pegunungan banyak sekali hal hal yang sudah di lakukan. Seperti meninggalkan jejak mereka dengan cara mengukir suatu tulisan di batang pohon yang ada di hutan tersebut, atau mencoret-coretnya dengan sesuatu yang membuat kelestarian hutan menjadi berkurang. Hal ini sangat perlu untuk di cegah agar pohon-pohon tersebut menjadi terjaga dan bersih.

    9. Mengurangi penggunaan kertas berlebih

    Kertas yang dibuat di pabrik-pabirk sangat perlu di perhatikan dalam jumlah yang di perlukan dan tidak dihambur-hamburkan atau berlebih karena akan mempercepat proses terjadinya efek rumah kaca. Dengan menekan produksi penggunaan kertas yang berasal dari pepohonan hutan, hutan akan menjadi tetap terjaga kelestariaannya dan menekan pula proses penebangan hutan secara berlebih.

    10. Mengidentifikasi dan mencegah terjadinya kebakaran hutan

    Belakangan ini, negara Indonesia maupun negara tetangga lainnya sangat merasakan dampak dari terjadinya kebakaran hutan yang di alami oleh indonesia saat ini. Dampak tersebut yakni bencana kabut asap. Kabut asap yang terjadi di Indonesia saat ini terjadi karena adnya kebakaran hutan yang terjadi dimana-mana. Maka dari itu, pemerintah sangat perlu mengindentifikasi apa apa yang menyebabkan kebakakaran tersebut terjadi. Selain itu diperlukan juga untuk mencegah terjadinya kebakaran hutan yang akan akan merambat dant erus merambat yang emgakibatkan kabut asap dan merugikan berbagai sektor dalam negara seperti sektor pendidikan dan sektor perekonomian negara.

    Jumat, 25 November 2022

    BUDIDAYA PINUS

    Kayu Pinus


    Pohon pinus merupakan salah satu jenis tanaman hutan yang menghasilkan kayu. Kayu yang dihasilkan oleh pohon pinus termasuk kategori kayu ringan-sedang dengan berat jenis sekitar 0,46 sampai 0,7. Skala kuat dan awet kayu pinus berada pada kelas kuat II hingga III dan kelas awet IV.

    Kayu gubal pinus umumnya setebal 6 sampai 8 cm dengan warna putih atau kekuning-kuningan. Sedangkan kayu terasnya berwarna cokelat tua atau kemerah-merahan.

    Tekstur kayu pinus cenderung bersifat daya kembang surut dan retak relatif sedang. Pengerjaan kayu pinus juga cukup mudah, namun sedikit sulit untuk digergaji karena mengandung getah.

    Kayu pinus dapat diperoleh dari pohon yang telah berusia 15 tahun. Umumnya kayu ini dimanfaatkan untuk bahan baku furniture, meubel, perabot rumah tangg, kayu lapis, batang korek api, bahan mainan anak dan pemanfaatan lainnya.

    Budidaya Pohon Pinus

    Pinus merupakan pohon yang mempunyai kemampuan tumbuh dengan mudah. Budidaya bisa dilakukan melalui 2 metode, yaitu dari bibit pinus dan benihnya.

    Berikut adalah cara penanaman pinus dengan menggunakan 2 metode tersebut, yaitu:

    a. Menanam Bibit Pinus

    1. Memilih bibit yang tepat dari jenis pinus yang disesuaikan dengan iklim dan ketinggian tanam.
    2. Memilih tempat dan waktu yang tepat. Mempertimbangkan apakah bibit langsung ditanam pada tanah, atau menggunakan wadah. Perlu diingat, diawal pertumbuhan pinus membutuhkan naungan dan air yang cukup agar tetap terhidrasi dan tidak rusak akibat panas matahari.
    3. Lakukan penyiraman agar tanah disekitar tempat tumbuh lembab. Jangan memberikan air berlebihan, apabila akar pinus terendam maka pinus akan mati.
    4. Tanam pinus di sisi barat, di tempat yang jauh dari matahari, bersuhu dingin, terlindung, dan pada area yang luas.
    5. Perhatikan cuaca ketika melakukan penanaman, yaitu tidak ditanam pada kondisi berangin, kering, dengan suhu ≥ 30⁰ celcius. Namun juga tidak terlalu dingin, misalnya ketika terdapat kandungan es didalam tanah.
    6. Penanaman dilakukan dengan menggali lubang yang lebih besar dan dalam dari akar. Bagian dalam lubang harus diisi dengan tanah galian paling atas.
    7. Lepaskan polybag pada bibit pinus agar sistem akar pinus dapat tumbuh dengan baik dan tidak terhalang.

    b. Menanam Benih Pinus

    1. Pilihlah biji pinus yang telah matang, ditandai benih berwarna coklat atau keunguan.
    2. Simpan benih selama 30-60 hari sebelum memindahkannya wadah tanam atau pot.
    3. Pindahkan bibit pinus yang sudah tumbuh ke area tanah luar dan lapang. Rata-rata membutuhkan waktu sekitar setahun atau lebih.
    4. Jika tidak ingin membeli benih, kita dapat mengumpulkan biji pinus yang berjatuhan dari pohon pinus dewasa atau memetiknya langsung dari ranting. Pilih biji pinus betina yang berukuran lebih besar karena mengandung benih pinus.
    5. Cara pengambilan benih pada biji dilakukan dengan cara meletakkan biji di tempat yang terpapar sinar matahari, agar biji menjadi kering dan terbuka sehingga benih dapat diambil.
    6. Benih yang diperoleh kemudian kemudian direndam air selama 24 hingga 48 jam. Air rendaman harus diganti setiap 12 jam sekali.
    7. Setelah 48 jam, biji yang tenggelam merupakan biji yang dapat digunakan sebagai benih.
    8. Simpan benih pada kain lembab dan cek secara berkala apakah tunas telah tumbuh.
    9. Letakkan benih yang bertunas pada pipa plastik khusus untuk menanam pinus, kemudian isi dengan campuran 80% kulit pohon pinus dan 20% gambut.

    c. Pemeliharaan

    Setelah melakukan penanaman, langkah selanjutnya adalah melakukan perawatan dan pemeliharaan. Pinus usia muda memerlukan perhatian dan perlindungan ekstra selama beberapa tahun pertama pertumbuhannya.

    Setelah itu, pohon pinus dapat tumbuh secara mandiri. Perawatan yang dilakukan pada pinus muda, antara lain:

    1. Meletakkan mulsa (pasak kayu yang ditancapkan di sekitar bibit atau benih) yang melingkari tanah sekitar pinus agar terhindar dari rumput liar.
    2. Perhatikan kelembaban tanah tempat tumbuh pinus. Pemberian air hanya dilakukan jika tanah terlihat retak dan menandakan bahwa tanah mengering.
    3. Pemasangan pipa plastik atau pagar kawat di lahan tumbuh pinus terkadang diperlukan agar terhindar dari serangan hewan herbivora.
    4. Rajin memantau kondisi pohon pinus. Lakukan pemangkasan pada ranting yang bermasalah, seperti terkena penyakit jamur atau ranting mati.

    Meski penanaman pohon pinus terbilang cukup mudah. Namun, sebaiknya menghindari pemberian pupuk. Sebab, pemberian pupuk dapat menyebabkan efek “terbakar” pada pinus.

    Selain itu, serasah daun pinus yang kering dan batangnya yang mengandung getah memiliki sifat sangat mudah terbakar. Diperlukan kewaspadaan untuk mencegah dan mengendalikan jika tanaman pinus terbakar, yaitu:

    • Membuat jalur sekat bakar dan jalur hijau secara jelas dan tegas untuk menghambat rambatan api
    • Mempersiapkan satuan tugas pengendali kebakaran hutan serta kegiatan pencegahan berupa patroli rutin
    • Membangun jaringan komunikasi yang mencakup seluruh wilayah hutan pinus

    Tindak cepat dan tepat untuk evakuasi dan pemadaman jika terjadi kebakaran

    Rabu, 26 Oktober 2022

    BUDIDAYA JAMUR KUPING

    Cara Menanam dan Budidaya Jamur Kuping


    Budidaya jamur kuping dapat dilakukan dengan pemilihan bibit yang berkualitas, persiapan media tanam, fermentasi, pembuatan baglog, sterilisasi, inokulasi/penanaman, dan inkubasi. 

    Jamur kuping merupakan salah satu jenis jamur yang sudah biasa dikonsumsi oleh banyak masyarakat. Jamur jenis ini mampu dikembangbiakkan di berbagai cuaca maupun di berbagai musim. Tingkat kelembaban yang dibutuhkan untuk mengembangbiakkan jamur kuping berkisar antara 70-80%. Jamur kuping ini dapat dikembangbiakkan dengan mudah di sekitar rumah, sehingga sangat cocok untuk dijadikan sebagai bisnis skala rumah tangga. Jamur kuping memiliki beberapa jenis dan warna, antara lain:

    • Jamur kuping merah, atau kikurage, atau Auricularia yudae, atau Red jelly. Ciri-ciri jamur kuping merah ini memiliki tubuh jamur yang berwarna kemerahan dan berukuran lebih besar dibanding jamur kuping hitam.
    • Jamur kuping hitam, atau Arage kikurage, atau Auricularia polytricha, atau Black jelly. Jamur kuping hitam memiliki warna tubuh keunguan atau kehitaman yang berukuran 6-10 cm.
    • Jamur kuping agar, atau Siro kikurage, atau Tremella fuciformis, atau White jelly. Tubuh jamur agar ini berwarna putih, berukuran kecil dan tipis. 

    Tahap-tahap Budidaya Jamur Kuping

    Persiapan Bibit

    Petani jamur kuping skala rumah tangga sebaiknya membeli bibit dari toko aneka macam bibit pertanian yang siap pakai. Hal ini dilakukan untuk memudahkan petani jamur kuping dalam mempersiapkan bibit, terlebih lagi jika anda adalah seorang petani jamur kuping pemula.

    Tahap Budidaya dan Pemeliharaan

    Persiapan media tanam

    Media tanam dibuat menggunakan bahan-bahan berupa bekatul, serbuk gergaji kayu, kapur, dan air secukupnya. Cara membuat media tanam jamur kuping adalah dengan mencampurkan bahan-bahan tersebut hingga merata.

    Fermentasi

    Dalam hal ini, media tanam harus difermentasi sebelum digunakan. Fermentasi bertujuan agar memperoleh media tanam yang ideal untuk pertumbuhan jamur kuping. Cara memfermentasi media tanam jamur kuping adalah sebagai berikut:

    • Media yang telah dibuat sebelumnya didiamkan selama kurang lebih 4-5 hari.
    • Saat media didiamkan tersebut, suhu pada media akan meningkat menjadi 70°C.
    • Media juga harus dibolak-balik setiap dua hari sekali.
    • Media tanam yang telah siap untuk ditanami ditandai dengan berubahnya warna media tanam menjadi coklat tua atau hitam.

    Pembuatan Baglog

    • Media tanam yang telah difermentasi dimasukkan ke dalam plastik tahan panas dengan kapasitas 1 kg, ukuran 30×20 cm, ketebalan 0,5 mm, dan tinggi 20 cm.
    • Media tanam tersebut dipadatkan menggunakan pengepres atau dipukul-pukul menggunakan botol. Pemadatan dilakukan hingga bagian bawah plastik menyerupai botol atau baglog.
    • Bentuk leher plastik dibuat mengerucut agar lebih mudah saat akan memasukkan ring (cincin).
    • Kemudian, mulut botol ditutup menggunakan kapas dan penutup baglog. Tujuan dilakukan penutupan mulut botol ini agar air tidak tidak merembes masuk ke dalam baglog saat proses sterilisasi.

    Sterilisasi

    Sterilisasi dilakukan untuk menetralkan mikroba-mikroba liar yang ikut tumbuh pada media tanam. Sterilisasi dilakukan dengan mengalirkan uap air menggunakan pipa ke dalam kubung. Pastikan kubung tertutup rapat saat melakukan sterilisasi agar tidak ada uap air yang bocor keluar. Sterilisasi dilakukan selama kurang lebih 7-8 jam. Kemudian, baglog yang telah disterilkan dipindah ke ruang inokulasi hingga suhu kembali normal. 

    Inokulasi

    Setelah suhu pada baglog kembali normal, hal itu berarti baglog telah siap untuk diinokulasikan atau ditanami bibit jamur kuping. Perlu diperhatikan bahwa kumbung yang digunakan untuk proses penanaman haruslah steril dan memiliki sirkulasi udara yang baik. Metode penanaman bibit dapat dilakukan sebagai berikut:

    • Bersihkan telapak tangan menggunakan alkohol 70%.
    • Panaskan stik besi atau kawat di atas pemanas api spiritus, kemudian dinginkan.
    • Semprot tutup botol baglog menggunakan alkohol 70% agar lebih steril.
    • Ambil kapas penutup botol baglog di atas pemanas api spiritus untuk meminimalisir terjadinya kontaminasi dengan zat-zat lain.
    • Masukkan stik besi atau kawat ke dalam botol baglog.
    • Lepas penutup baglog, dan masukkan bibit jamur kuping ke dalam mulut baglog.
    • Goyang-goyangkan cincin botol baglog agar bibit menyebar ke seluruh permukaan baglog. Kemudian, tutup kembali botol baglog dengan kapas. 

    Inkubasi

    Masa inkubasi baglog dilakukan pada suhu 280-350°C, kelambaban 80%, dan cahaya lampu TL 60 watt. Masa inkubasi dilakukan untuk membantu mempercepat pertumbuhan miselium jamur kuping. Umumnya, waktu yang diperlukan untuk inkubasi berkisar antara 5-8 minggu dengan ditandai pertumbuhan miselium berwarna putih memenuhi baglog. Jika baglog jamur kuping telah diinkubasi selama lebih dari lima minggu dan tidak terjadi pertumbuhan miselium, itu dapat diartikan bahwa proses inokulasi atau penanaman bibit gagal.

    Masa Panen Jamur Kuping


    Masa panen jamur kuping ditandai dengan munculnya permukaan bergelombang di bagian tepi jamur. Umumnya jamur kuping siap dipanen saat berusia 3-4 minggu setelah masa pembentukan calon tubuh jamur. Dalam satu periode penanaman jamur sekitar 5-6 bulan, jamur kuping dapat dipanen sebanyak 4-6 kali. Cara memanen jamur kuping dilakukan dengan mencabut tubuh jamur kuping beserta akarnya. Karena jika akar jamur kuping masih tertinggal pada media tanam, akan dapat mengganggu pertumbuhan jamur kuping berikutnya.