Jumat, 24 September 2021

PENGOLAHAN HASIL GETAH PINUS

Ciri Getah Yang Dihasilkan Pohon Pinus

Getah yang dihasilkan pohon Pinus merkusii digolongkan sebagai oleoresin yang merupakan cairan asam-asam resin dalam terpentin yang menetes keluar apabila saluran resin pada kayu atau kulit pohon jenis jarum tersayat atau pecah. Penamaan oleoresin ini dipakai untuk membedakan getah pinus dari getah alamiah (natural resin) yang muncul kulit atau terdapat dalam rongga-rongga jaringan kayu sebagai genus dari anggota famili Dipterocarpaceae, Leguminoceae, dan Caesalpiniaceae

Getah yang berasal dari pohon Pinus berwarna kuning pekat dan lengket, yang terdiri dari campuran bahan kimia yang kompleks. Unsur-unsur terpenting yang menyusun getah pinus adalah asam terpen dan asam abietic. Campuran bahan tersebut larut dalam alcohol, bensin, ether, dan sejumlah pelarut organic lainnya, tetapi tidak larut dalam air.

Mekanisme Pembentukan Getah Pada Pohon Pinus

Prinsip keluarnya getah dari luka adalah saluran getah pada semua sisi dikelilingi oleh jaringan parenkim diantara saluran getah dan sel-sel parenkim terdapat keseimbangan osmotik. Jika dibuat luka pada batang pinus sehingga saluran getahnya terbuka, maka tekanan dinding berkurang akibatnya getah keluar.

1) Faktor internal pohon :

  • Jenis pohon Pinus yaitu pinus yang berbeda hasil getahnya pun berbeda
  • Persen kayu gubal,yaitu batang kayu Pinus dengan jumlah kayu gubal terbanyak dapat menghasilkan getah maksimum sebab kayu gubal adalah tempat akumulasi getah tertinggi.
  • Kesehatan pohon,yaitu jika pohon sehat mungkin menghasilkan getah lebih banyak
  • System perakaran,yaitu Pinus dengan perakaran yang luas berarti mampu menyerap lebih banyak zat makanan dari tanah,sehingga getah lebih banyak
  • Persen tajuk (lebar dan tinggi tajuk pohon) yaitu Pinus dengan tajuk lebih banyak memungkinkan proses fotosintesis lebih optimal dan menghasilkan banyak getah

2) Faktor Eksternal (Lingkungan Luar Pohon)

  • Jarak tanam yaitu hutan pinus dengan jarak tanam yang jarang iklim mikronya tidak lembab dan bersuhu tinggi sehingga menghasilkan getah pinus lebih banyak,demikian sebaliknya
  • Iklim dan tempat tumbuh yaitu pohon pinus yang tumbuh didaerah dengan curah hujan tinggi,dingin atau di daerah dengan tinggi > 700 m dpl menghasilkan getah sedikit.curah hujan rata-rata < 2000mm/th,suhu antara 22-28’ C dan tinggi tempat 400-700m dari permukaan laut menghasilkan getah optimal
  • Asal (umur pohon) getah yang diperoleh makin tua makin banyak dan bagus

  • Kualitas getah yang tersedia

3) Faktor Perlakuan Oleh Manusia

  • Bentuk sadapan yaitu hasil sadapan dari bentuk koakan lebih banyak dari rill dan bor
  • Arah sadapan yaitu arah menghadapnya luka sadapan menghadap timur paling banyak menghasilkan getah kemudian disusul arah utara,selatan dan barat.
  • Arah pembaruan, yaitu kea rah atas atau bawah.pembaruan ke atas menghasilkan lebih banyak getah.
  • Lama menuggu terasuk penyimpanan, makin lama disimpan makintidak baik
  • Penyimpanan dalam proses pencampuran dengan bahan penolong , bila tepat maka optimal rendemen dan kualitas.
  • Upaya stimulansia, yaitu upaya perangsangan pada luka sadapan dengan bahan kimia asam.upaya stimulansia harus menggunakan pedoman yang teliti agar tidak merugikan.bahan stimulansia yang dapat dipakai misalnya asam sulfat,asam oksalat,CuSO4,bolus alba,Ethrel dengan jumlah tertentu yang ditentukan.

Manfaat Hasil Pengolahan Getah Pinus

1. Gondorukem

Rosin atau yang lebih dikenal dalam perdagangannya sebagai gondorukem merupakan produk olahan dari pinus yang saat ini merupakan komoditi andalan non migas yang bukan berasal dari non kayu atau rotan. Pengolahan gondorukem di Indonesia hanya dilakukan dengan cara penyulingan getah pohon tusam ( Pinus merkusii ), tetapi juga ada yang langsung dengan uap. Gondorukem didapat dari hasil pengolahan getah pinus, bersifat rapuh,bening,mempunyai titik leleh rendah dan bau khas terpentin serta tidak larut dalam air.

2. Terpentin


Terpentin adalah minyak yang diperoleh sebagai hasil sampingan dari pembuatan gondorukem. Oleh karena sifatnya yang khusus maka minyak terpentin banyak digunakan baik sebagai bahan pelarut ataupun sebagai minyak mengering. Terpentin merupakan bagian hidrokarbon yang mudah menguap dari getah pinus. Hidrokarbon ini dipisahkan dari bagian yang tidak menguap (gondorukem) melalui cara penyulingan. Berdasarkan sumber bahan bakunya ada 3 jenis terpentin, yaitu terpentin getah (gum turpentin), terpentin kayu (wood turpentin), terpentin sulfat (sulphat turpentin).

Proses Pengolahan Getah Pinus

Dalam proses pengolahan Getah Pinus bahan baku industri berupa Getah Pinus (Pinus Merkusii) diproses melalui beberapa tahapan :

1) Penerimaan & Pengujian Bahan Baku

Getah Pinus sebagai bahan baku untuk produksi Gondorukem & Terpentin, dihasilkan dari hasil penyadapan pohon Pinus Merkusii. Getah Pinus yang dikumpulkan dan diterima cairan kental yang bercampur dengan kristal,air,serpihan kayu, daun pinus,kembang pinus,dan kotoran-kotoran lain yang sengaja/tak sengaja dicampurkan (tanah, pasir dll).

Getah pinus yang telah diterima kemudian dilakukan pengujian berupa berat, kadar air dan kotoran. Setelah lulus tes tersebut, getah pinus kemudian masuk dan ditumpahkan ke Bak Getah. Jaring-jaring yang terdapat dipermukaan Bak Getah diatas berfungsi sebagai penyaring awal kotoran terutama kotoran –kotoran yang berukuran besar yang terdapat pada getah pinus.

2) Pengenceran

Getah yang telah masuk di Bak Getah kemudian dialirkan ke Melter. Pada bagian ini, getah pinus diencerkan dengan mencampur getah pinus dengan terpentin sebanyak 1000 liter dan dipanaskan dengan suhu 180Oc. Getah pinus yang telah cair kemudian dialirkan menuju Settler yang berfungsi untuk menampung getah pinus yang telah encer hasil pemrosesan getah pinus yang terjadi di Melter.

3) Pencucian & Penyaringan

Kegiatan selanjutnya adalah pencucian getah pinus yang dilakukan di Tangki Pencuci (Washer). Di tangki pencuci ini getah pinus dicuci untuk memisahkan getah pinus dengan kotoran yang berukuran kecil yang masih terdapat pada getah pinus. Setelah kegiatan pencucian selesai, kemudian getah pinus ditampung kedalam tangki-tangki penampung.

4) Pemanasan/pemasakan

Dari tangki penampung, getah dialirkan ke tangki pemasak untuk dimasak selama 24 jam untuk menghasilkan gondorukem dan terpentin. Terpentin terbentuk dari hasil penguapan yang terjadi selama proses memasak getah pinus. Uap yang dihasilkan tersebut dialirkan ke tangki pendingin (Condensor) dan berubah menjadi cairan yang kemudian dipisahkan antara cairan terpentin dan air yang dilakukan di tangki Separator. Setelah itu, terpentin yang telah terpisah dari air ditampung kedalam tangki-tangki persediaan terpentin.

Pada proses pemasakan yang perlu diperhatikan antara lain :

  • Pemanasan harus bertahap
  • Tekanan vakum
  • Tekanan uap dari uap penekan (Open steam) tidak terlalu besar (golakan tidak terlalu besar)
  • Suhu pemanasan
  • Suhu peludangan (canning)

5) Pengujian & Pengemasan

Untuk proses Gondorukem sendiri langsung dialirkan kedalam kemasan-kemasan khusus gondorukem yang telah disiapkan sambil dilakukan pengujian untuk menentukan mutu gondorukem yang dihasilkan.

Proses pengolahan getah menjadi gondorukem pada umumnya meliputi 2 tahapan :

  • Pemurnian getah dari kotoran-kotaran
  • Pemisahan terpentin dari gondorukem dengan cara distilasi/penguapan.

Proses pemurnian getah :

  • Pengenceran getah dengan terpentin
  • Pengambilan/penyaringan kotoran kasar
  • Pencucian & pemisahan kotoran halus dengan penyaringan maupun pengendapan.

Proses pemisahan gondorukem dari terpentinnya :

  • Dilakukan dengan pemanasan langsung
  • Dilakukan dengan pemanasan tidak langsung. (menggunakan uap).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MANFAAT PENGHIJAUAN UNTUK KEHIDUPAN

 

Postingan Populer