Rabu, 28 Juli 2021

HASIL HUTAN BUKAN KAYU BAMBU

 

Hasil hutan bukan kayu (HHBK) adalah hasil hutan hayati baik nabati maupun hewani beserta produk turunan dan budidaya kecuali kayu yang berasal dari hutan. Pengertian lainnya dari hasil hutan bukan kayu yaitu segala sesuatu yang bersifat material (bukan kayu) yang diambil dari hutan untuk dimanfaatkan bagi kegiatan ekonomi dan peningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hasil hutan bukan kayu pada umumnya merupakan hasil sampingan dari sebuah pohon, misalnya getah, daun, kulit, buah atau berupa tumbuhan-tumbuhan yang memiliki sifat khusus seperti rotan, bambu dan lain-lain. Pemungutan hasil hutan bukan kayu pada umumnya merupakan kegiatan tradisionil dari masyarakat yang berada di sekitar hutan, bahkan di beberapa tempat, kegiatan pemungutan hasil hutan bukan kayu merupakan kegiatan utama sebagai sumber kehidupan masyarakat sehari-hari 

Hasil hutan bukan kayu telah lama diketahui menjadi komponen penting dari kehidupan masyarakat sekitar hutan. Bagi sebagian besar penduduk, hasil hutan bukan kayu merupakan salah satu sumber daya penting dibandingkan kayu. Banyak rumah tangga di sekitar kawasan hutan ini, menggantungkan hidupnya terutama pada hasil hutan bukan kayu sebagai kebutuhan sampingan (subsistem) dan atau sebagai sumber pendapatan utama.

Tak hanya kayu, hutan Indonesia juga memproduksi Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) yang bisa dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, seperti bahan makanan, obat-obatan, bumbu, bahan kerajinan, dan lainnya. Berdasarkan “Statistik Produksi Kehutanan 2019” yang dipublikasikan Badan Pusat Statistik (BPS), bambu merupakan komoditas yang paling banyak diproduksi, yaitu 17,1 miliar batang pada 2019.



Syarat Tumbuh

          Bambu dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah, mulai dari tanah berat sampai ringan, tanah kering sampai becek, dan dari tanah subur sampai kurang subur. Juga dari tanah pegunungan yang berbukit terjal sampai tanah yang landai.

             Perbedaan jenis tanah dapat berpengaruh terhadap kemampuan perebungan bambu. Tanaman bambu dapat tumbuh pada tanah yang bereaksi masam pada pH 3,5 dan umumnya menghendaki tanah yang pH-nya 5,0–6,5. Pada tanah yang subur tanaman bambu akan tumbuh baik karena kebutuhan makanan bagi tanaman tersebut akan terpenuhi.

             Tanaman bambu dapat tumbuh dengan baik pada dataran rendah maupun dataran tinggi yaitu antara 0–1000 mdpl bahkan jenis-jenis yang berbatang kecil dijumpai tumbuh pada ketinggian antara 2000–3750 m dari permukaan laut. Pada keinggian 3750 m di atas permukaan laut, habitusnya berbentuk rumput.

        Lingkungan yang sesuai untuk tanaman bambu adalah yang bersuhu sekitar 8,8–36°C. Suhu lingkungan ini juga dipengaruhi oleh ketinggian tempat. Semakin inggi suatu tempat maka semakin rendah suhunya. Tanaman bambu bisa dijumpai mulai dari dataran rendah sampai dataran inggi dengan  ketinggian 0–2000 m dpl.  

           Walaupun demikian idak semua jenis bambu  dapat tumbuh dengan baik pada semua ketinggian tempat. Curah hujan yang dibutuhkan untuk tanaman bambu minimum 1020 mm per tahun. Kelembapan udara yang dikehendaki minimum 80%.

Penanaman

                Lahan tanam seidaknya dipersiapkan sekitar 3 hingga 4 bulan sebelum tanam. Buatlah lubang tanam pada lahan yang akan digunakan untuk menanam bambu dengan ukuran seragam atau berbeda-beda, tergantung pada ketersediaan lahan dan juga bibit (biasanya untuk bibit bambu dari tunas atau rebung ukuran lubang tanamnya adalah sekitar 50x50x75 cm dan untuk bibit yang berasal dari stek batang lubang tanam biasanya dibuat dengan ukuran sekitar 150x150x75 cm.

Namun sebelum dibuat lubang tanam, lahan tanaman dibersihkan dari gulma atau tanaman pengganggu lainnya, kemudian barulah dibuat lubang tanam tersebut. Setelah lubang tanam jadi selanjutnya lubang tanam dikomposkan dengan cara mencampur tanah galian lubang dan juga dedaunan. Pengomposan tersebut terjadi selama sekitar 2 bulan.

                Bambu dapat ditanam di mana saja baik itu di dataran inggi maupun dataran rendah, bahkan dapat ditanam di area grey water (jenis bambu air) dan ada pula jenis bambu jepang yang dapat ditanam di dalam ruangan, baik itu pada lahan tanam maupun pot tanam.

 Penanaman Bambu

                Setelah semua siap selanjutnya segera lakukan penanaman. Penanaman bambu ini sama saja dengan menanam tanaman lainnya. Bibit yang telah disiapkan dimasukan pada lubang tanam yang telah disiapkan (sudah dikomposkan) lalu imbun kembali dengan tanah.

Waktu penanaman yang paling disarankan untuk menanam yaitu pada musim penghujan yaitu sekitar pada bulan Desember hingga Januari atau paling lambat bulan Februari.

Perawatan Tanaman

            Setelah dilakukan penanaman, tanaman bambu membutuhkan perawatan yang tepat dan baik agar dapat tumbuh dengan baik pula. Perawatan yang dilakukan diantaranya penyiangan atau pembersihan lahan tanam dari gulma atau tanaman pengganggu lainnya. Penyiangan dapat dilakukan dengan cara menyemprotkan pestisida atau herbisida umtuk mengatasi masalah hama, gulma atau tanaman pengganggu lainnya. 

          Selain perawatan tersebut perlu pula dilakukan pemupukan, pemangkasan, dan penjarangan pada tanaman bambu yang telah tumbuh tinggi  agar tanaman bambu dapat tumbuh dengan rapi. Seiap umur tanaman bambu perawatannya bervariasi.

MANFAAT BAMBU

             Saat ini Kementerian Kehutanan terus berusaha menggalakkan dan mengembangkan lima jenis prioritas Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK), salah satunya adalah bambu. Selain karena memiliki prospek yang sangat menjanjikan serta terbatasnya jumlah hasil kayu saat ini, bambu merupakan alternatif pengganti kayu yang paling ideal saat ini sebagai bahan bangunan maupun mebel.

        Secara ekonomis, produk-produk yang berasal dari bambu memiliki nilai yang cukup baik. Banyak  produk-produk yang dihasilkan mencakup mulai dari sandang (serat  untuk pembuatan pakaian, dll), papan (papan lembaran, lantai, meubel, dll), pangan (rebung kalengan, kripik, aneka jenis makanan olahan, dll), estetika & budaya (kertas budaya untuk sembahyang, pernik-pernik artifisial ruangan, dll), kesehatan (arang, vinegar, dll)  dan sebagainya. Dengan pengolahan berteknologi tinggi, bambu dapat dijadikan kertas kualitas nomor satu, bahan obat-obatan kesehatan berkualitas, dsb. Masih banyak lagi potensi bambu yang terpendam dan belum tergali, tentunya dibutuhkan suatu inovasi teknologi kedepan guna dapat mewujudkan potensi tersebut.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

MANFAAT PENGHIJAUAN UNTUK KEHIDUPAN

 

Postingan Populer